Kamis, 24 Oktober 2013

LEUKEMIA AKUT

PERKEMBANGAN STRUKTUR DAN FUNGSI  HEMATOLOGI & LEUKEMIA AKUT






PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2012-2013



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “LEUKIMIA AKUT, tepat pada waktunya.
            Penulisan makalah ini juga merupakan penugasan dari mata kuliah hematologi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam pembuatan makalah ini, serta rekan-rekan lain yang membantu pembuatan makalah ini.
            Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat penulis masih tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah ini.


Depok, Oktober 2013
  





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN                                                                           
1.    Latar Belakang ..................................................................................................... 3
2.    Tujuan................................................................................................................... 3
3.    Rumusan Masalah................................................................................................ 3
BAB II KONSEP DASAR TEORI
I.     Anatomi dan Fisiologi Hematologi ........................................................................ 4
II.    Anemia Kronik.......................................................................................................... 8
1.    Pengertian Anemia ......................................................................................... 8
2.    Etiologi............................................................................................................. 8
3.    Patofisiologi..................................................................................................... 9
4.    Manifestasi klinis............................................................................................ 11
5.    Klasifikasi......................................................................................................... 11
6.    Komplikasi..................................................................................................... 14
7.    Pemeriksaan penunjang ............................................................................... 14
8.    Penatalaksanaan........................................................................................... 15
9.    Asuhan Keperawatan.................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................,.............................................. 42

                                                                                                           





BAB I
PENDAHULUAN
1.    LATAR BELAKANG
            Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos (putih) dan haima (darah). Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.
            Tetapi terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, sel-sel baru ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah putih secara abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain.

2.    TUJUAN
Tujuan umum :
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari tentang anemia dan asuhan keperawatan Leukemia Akut.
Tujuan khusus :
1.    Mengetahui pengertian dari Leukemia Akut
2.    Menngetahui penyebab dari Leukemia Akut
3.    Mengetahui tanda dan gejala dari Leukemia Akut
4.    Mengetahui klasifikasi dari Leukemia Akut
5.    Mempelajari asuhan keperawatan Leukemia Akut

3.    RUMUSAN MASALAH
1)    Apa pengertian Leukemia Akut?
2)    Apa saja penyebab Leukemia Akut?
3)    Apa saja tanda dan gejala yang timbul pada pasien Leukemia Akut?
4)    Bagaimana proses perjalanan Leukemia Akut?
5)    Dan bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Leukemia Akut?






BAB II

I.   PERKEMBANGAN STRUKTUR DAN FUNGSI  HEMATOLOGI
1)    Darah (Sanguis)
Terdiri dari dua komponen:
a)     Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah 4 Eritrosit, Lekosit, Trombosit.
b)     Plasma Darah adalah cairan darah.
Fungsi Darah
ü  Transportasi sari makanan, oksigen, karbondioksida, dan hormone
ü   Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
ü  Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
ü  Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

a.    Eritrosit ( sel darah merah )
¨      Merupakan bagian utama dari darah, jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta/cc dan pada wanita dewasa sekitar 4,5 juta/cc
¨      Bentuknya bikonkaf, serta warna merah disebabkan karena adanya hemoglobin (HB).
¨      Umur eritrosit 120 hari, setelah itu akan dihancurkan dihati oleh sel kupffer. Hb dirombak menjadi pigmen empedu yaitu bilirubin dan biliverdin.
¨      Eritrosit manusia dan mamalia tidak berinti, dan berukuran rata – rata 7,5 mikron.
¨      Fungsi eritrosit : untuk mengangkut oksigen dari paru – paru keseluruh jaringan tubuh dan mengangkut kembali karbondioksida dari jaringan tubuh keparu  paru.
b.    Leukosit ( seldarah putih )
                        Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi  misalnya radang paru-paru.
Lekopeni (Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.)
Lekositosis (Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah. Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis. Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Gerak Amuboid.
Jenis Lekosit
(1) Granulosit, : yang mempunyai granula dalam sitoplasma, dan dibagi menjadi :
·        Neutrofil
Mempunyai granula halus yang berwarna merah muda
Inti sel lebih dari satu. Berdasarkan bentuk inti dibedakan menjadi :
·        Neutrofil batang : 1 – 5%
Ukurannya 15 mikron, mempunyai inti berbentuk batang atau seperti huruf C (tapal kuda ).
·        Neutrofil temberang : 66 – 75%
o    Ukurannya 15 mikron, mempunyai inti terdiri banyak lobus yang dihubungkan dengan kromatin halus.
o    Eosinofil temberang  : 2 – 5%
o    Mempunyai ukran 15 mikron
o    Inti terdiri atas 2 lobus atau lebih
o    Sitoplasma mengandung granula eosinofil yang kasar dan berwarna jingga.
·           Basofil batang : 0 – 0,5%
o    Mempunyai ukuran 15 mikron
o    Inti berbentuk huruf S
o    Sitoplasma mengandung granula basofil yang besar, dasar warna ungu seringkali menutupi inti.
(2)  Agranulosit : yang tidak mempunyai granula didalam sitoplasma dan dibagi menjadi :
a)    Limfosit : 20 – 40%
ü  Mempunyai ukuran 9 – 12 mikron
ü  Inti bulat besar dan berlekuk, padat, kadang – kadang hampir memenuhi seluruh sitoplasma
ü  Sitoplasma sempit, berwarna biru laut / biru muda
b)    Monosit : 1 – 8%





ü  Mempunyai ukuran 15 – 25 mikron, merupakan sel yang paling besar
ü  Inti berbentuk batang, berlekuk atau seperti huruf E, agak pucat
ü  Sitoplasma verwarna biru abu – abu
c.    Trombosit ( kepingan darah )
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel – sel besar dalam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
Jumlah trombosit
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000 – 400.000 / milliliter), sekitar 30 – 40% terkonsentrasi didalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah.
Fungsi trombosit
                        Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi keseluruh tubuh melalui aliran darah. Namun, dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik kedaerah tersebut sebagai respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan subendotel pembuluh. Trombosit melekat ke permukaan yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat ( serotonin dan histamine ) yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh.
                        Fungsi lain dari tombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera. Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif menambal daerah yang luka.
Pembatasan Fungsi Trombosit
                        Penimbunan trombosit yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan atau sumbat menjadi sangat besar, sehingga lepas dari tempat semula dan mengalir ke hilir sebagai suatu embolus dan menyumbat aliran kehilir. Guna mencegah pembentukan suatu emboli, maka trombosit – trombosit tersebut mengeluarkan bahan – bahan yang membatasi luas penggumpalan mereka sendiri. Bahan utama yang dikeluarkan oleh trombosit untuk membatasi pembekuan darah adalah prostaglandin tromboksan A2 dan prostaskilin I2.
                        Tromboksan A2 merangsang penguraian trombosit dan menyebabkan vasokonstriksi lebih lanjut pada pembuluh darah. Sedangkan prostaiklin I2 merangsang agregasi trombosit dan pelebaran pembuluh, sehingga semakin meningkatkan respons trombosit.



d.  Plasma darah
Plasma adalah bagian darah yang encer tanpa sel – sel darah, warnanya bening kekuning – kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri atas air.
Zat – zat yang terdapat dalam plasma darah adalah sebagai berikut :
v Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah
v Garam – garam mineran ( garam kalsium, kaium, natrium ) yang       berguna dalam metabolism dan juga mengadakan osmotic
v Protein darah ( albumin, globulin ) meningkatkan viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotic untuk memelihara keseimbangan cairan   dalam tubuh.
v Zat makanan ( asam amino, gukosa, lemak, mineral dan vitamin )
v Hormone yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh
v Antibody
Plasma darah diperoleh dengan memutar sel darah, plasma diberikan secara intravena untuk
·         Mengembalikan volume darah
·         Menyediakan substansi yang hilang dari darah klien

II.     FUNGSI SEL DARAH PUTIH
a.  Sel darah putih memakan bakteri hidup yang masuk kesistem peredaran darah
b.  Untuk melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi dalam           tubuh
c.   Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan


III.    LEUKEMIA AKUT
A.   Pengertian
            Leukemia mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai darah             putih  adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoietik (Price,1994).
            Leukemia adalah proliferase leukosit yang tidak terkontrol di dalam dan sumsum tulang dan jaringan retikuloendotelial (Tuker 1998 ).
            Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi dini yang berlebihan (sel muda) dari sel darah putih (SDP) (Engram,1998).
            Leukemia merupakan proliferatif neoplastik dari perkusor sel darah putih,
Yang menyebabkan penggantian difus sumsum tulang normal oleh sel leukemia dengan akumulasi sel abnormal pada darah tepi dan infiltrasi organ misalnya hati ,limpa, kelenjar limfe, meningen, dan gonad oleh sel leukemi (Underwood,1999).
            Leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsumtulang mengganti elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati,limpa dan nodus limfatikus dan invasi organ nonhematologis,seperti meninges,traktusgastrointestinal,ginjal dan kulit (Smeltzer,2001).
            Leukemia adalah penyakit mengenai sel darah putih yang mengalami pembelahan yang berulang-ulang.penyakit ini semacam kanker yang menyerang sel-sel darah putih.Akibatnya fungsi sel darah putih terganggu,bahkan sel-sel darah merah dapat terdesak karena pertumbuhan yang berlebihan ini jumlah sel darah merah menurun (Irianto,2004).
            Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai pertambahan jumlahsel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tak terkendali serta bentuk sel- sel darah putihnya tidak normal (Yatim,2003).
B.   Etiologi
1.  Radiasi Dosis Tinggi : Salah satu sumber radiasi dosis tinggi adalah terapi medis yang menggunakan radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus leukemia bahwa penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia.
2.  Leukemogenik : Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida dan obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
3.  Kemoterapi : Pasien kanker lain yang mendapat kemoterapi seperti jenis alkylating agents dapat terkena leukemia dikemudian hari. obat-obat kardiogenik seperti diethyilstilbestrol juga dapat meningkatkan frekuensi timbulnya leukemia.
4.  Kelainan Kromosom : Misalnya pada syndrome down (Suriadi & Rita Yuliani, 2001: 177) dan berbagai kelainan genetic lainnya seperti syndrome fanconi juga dapat meningkatkan resiko kanker.
5.  Human TCell Leukimia Virus (HTLV) : Virus ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya leukemia.
6.  Syndroma mielodisplastik : Adalah suatu kelainan pembentuk sel darah yang ditandai berkurangnya kepadatan sel (hiposelularitas) pada sumsum tulang.
C.   Patofisiologi
            Jika penyebab leukemia virus, virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia jikastruktur antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia. Bila struktur antigen individutidak sama dengan struktur antigen virus, maka virus tersebut ditolaknya seperti pada bendaasing lain. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh,terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh (kulit disebut juga antigen jaringan ). Oleh WHO terhadap antigen jaringan telah ditetapka  istilah HL - A (HumanLeucocyte Lucos A). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehinggaadanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat diabaikan.Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. 
            Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karenaterjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini seringdisebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak  pertumbuhan sel darah normal.Proses patofisiologi leukemia dimulai dari transformasi ganas sel induk hematologisdan turunannya.
Proliferasi ganas sel induk ini menghasilkan sel leukemia danmengakibatkan penekanan hematopoesis normal, sehingga terjadi bone marrow failure, infiltrasi sel leukemia ke dalam organ, sehingga menimbulkan organomegali, katabolisme selmeningkat, sehingga terjadi keadaan hiperkataboli.


PATHWAYS LEUKEMIA AKUT
Resiko tinggi terjadi infeksi
Prolifer Sel Kanker
(yang berlebihan masuk ke semua organ termasuk sumsum tulang dan jaringan perifer)

Resiko kekurangan volume cairan
Resiko cedera  (perdarahan)
Intoleransi aktivitas
Keluarga klien cemas akan kondisi anggota keluarganya
BB turun, rambut rontok, pasif
Kurang pengetahuan
Mual, muntah
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan rasa nyaman
Nyeri pada tulang, persendian, nyeri kepala
Demam, anoreksia
Penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadi perdarahan (echimosis, perdarahan gusi dll)
3. Faktor pembekuan
Gangguan sistem pertahanan tubuh
2. Leukosit menurun
Pucat, lemas, lesu
1.   Anemia
Eritrosit menurun
Pembesaran hati, limfa, tulang
Infiltrasi se kanker
Perubahan metabolisme tubuh
Depresi sumsum tulang dan jaringan perifer
Sel Normal di gantikan Sel Kanker
Sel Kanker bersaing dengan Sel Normal dalam mendapatkan Nutrisi



 


D.   Manifestasi Klinik
            Leukemia akut memperlihatkan gejala klinis yang mencolok. Leukemia kronis berkembang secara lambat dan mungkin hanya memperlihatkan sedikit gejala sampai stadium lanjut.
·      Kepucatan dan rasa lelah akibat anemia
·      Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih
·      Perdarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan koagulasi
·      Nyeri tulang akbat penumpukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan peningkat tekanan dan kematian sel.Tidak seperti nyeri yang semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan dengan leukemia biasanya bersifat progresif.
·      Penurunan berat karena berkurangnya nafsu makan dan peningkatan konsumsi oleh sel-sel neoplastik
·      Limfadenopati, splenomegali, dan  hepatomegali akibat infiltrasi sel leukemik ke orga-organ limfoid dapat terjadi.
·      Gejala sistem saraf pusat dapat terjadi.
E.   Klasifikasi

F.    Komplikasi
·           Anak yang selamat dari kelukemia mengalami peningkatan resiko untuk terjadi keganasan baru di masa selanjutnya dibandingkan dengan anak-anak yang tidak sakit leukemia, lebih cenderung berhubungan dengan agresif regiman kemoterapeutik (atau radiologi)
·           Regimen terapi, termasuk transplantasi sumsum tulang, dihubungkan dengan depresi sumsum tulang temporer, peningkatan risiko perkembangan infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian
·           Bahkan pada terapi dan remisi yang berhasil, sel-sel leukemik masih tetap ada,, meninggalkan gejala sisa penyakiy. Implikasi untuk prognosis dan pengobatan masih belum jelas.
G.   Pemeriksaan Penunjang
1)    Test darah : darah di ambil dari bagian jari atau cuping telinga, untuk mendeteksi jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit. Dalam keadaan normal, sel yang belum terbentuk (sel-sel naif) seharusnya tidak keluar dalam ke pembuluh darah. Pada penderita leukemia, sum sum tulang penderita tidak dapat membedakan antara sel-sel naif daan yang normal. Maka sewaktu di tes darah, sel sel darah naif dapat terlihat di hasilnya.
2)    Pemeriksaan rutin sum-sum tulang: Jika anda mencurigai leukemia, biopsi sum-sum tulang dapat dilakukan. Dalam keadaan normal, sel naif di sum sum tulang tidak melebihi 5%, sedangkan pada orang yang menderita leukemia, sel naif meningkat sampai 30%. Tetapi pada anak-anak penderita leukemia akut, sel naifnya bisa naik setinggi 80-100%.
Pemeriksaan sumsum tulang adalah cara yang paling efektif untuk mendiagnosa leukemia. Sebenarnya diagnosa leukemia sangatlah mudah, yaitu perhitungan sel naif, dan dikombinasi dengan pemeriksaan klinikal dan pemeriksaan fisik. Namun leukemia ada berbagain macam, jadi pengobatannya pun tidak selalu sama. Maka dari itu, penentuan jenis leukemia mana yang diderita sangat amatlah penting untuk pengobatan selanjutnya.
3)    Pemeriksaan immune genotyping: pemeriksaan ini umumnya memerlukan pemompaan sekitar 2ml sumsum tulang, lalu dengan menggunakan sebuah zat yang disebut 'monoclonal antibody reagents' untuk mengidentifikasi sel kanker.
4)    Pemeriksaan Cytogenetic: Pemeriksaan ini juga memerlukan pemompaan sekitar 2ml sumsum tulang untuk memahami sifat sel kankernya dan kromosomnya. Umumnya hasil pengobatan pasien leukemia yang memiliki kelainan PH kromosom tidak akan semaksimal dengan pasien penderita leukemia tanpa kelainan PH kromosom
5)    Pemeriksaan Cerebrospinal Fluid: Pemeriksaan Cerebrospinal Fluid dapat menunjukan apakah otak dan sumsum tulang belakang (pusat sistem saraf) sudah diinvasi oleh sel kankernya. Secara medis, leukemia tipe ini disebut, 'Central Nervous System Leukemia'.
H.   Penatalaksaan Medis
a)    Penatalaksanaan medis
·      Tranfusi darah, biasanya diberikan jika kadar HB kurang dari 6 g%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan tranfusi trombosit dan bila terdapat  tanda-tanda DIC dapat diberikan Heparin.
·      Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah sicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
·      Sistostatika. Selain sitostatika yang lama  (6-markaptopurin atau 6-mp, metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai juga yang baru dan lebih poten seperti vinkristin (Oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya. Umumnya sitaostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednison. Pada penberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa alopesia (botak), stomatitis, leukopenia, infeksi skunder atau kandidiasis. Bila jumlah leukosit kurang dari 2000/mm pemberian harus hati-hati.
·      Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat yang suci hama)
·      Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah, imunoterapi mulai diberikan (mengenai cara pengobatan yang terbaru masih dalam pengembangan).
·      Transplantasi sumsum tulang sebagai terapi.
·      Pengobatan leukemia
Pengobatan leukemia harus disesuaikan dengan jenis leukimianya, antara lain bisa dengan chemotherapy, radioterapi, immuno therapy, konsumsi obat obatan terpusat dan penggunaan herbal. Untuk pasien dengan leukemia yang cukup parah, diperlukan implantasi tulang sumsum.
Pengobatan leukemia yang paling unggul
Bagian umum, dari ahli bedah kanker, patologi, ahli radiasi onkologi, ahli kanker minimal invasif, perawat dan penerjemah, program pengobatan leukimia disesuaikan dengan hasil konsultasi pasien dengan ahli untuk menciptakan metode pengobatan yang maksimal.
b)    Penatalaksanaan Keperawatan
Masalah pasien yang perlu diperhatikan umumnya sama dengan pasien lain yang menderita penyakit darah. Tetapi karena prognosis pasien pada umumnya kurang menggembirakan (sama seperti pasien kanker lainnya) maka pendekatan pisikososial harus diutamakan. Yang perlu dipersiapkan ruangan aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula. Sikap perawat yang ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien saja tetapi juga pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka perasaannya jika mengetahui penyakit anaknya.

IV.  KEMOTERAPI LEUKEMIA
              Dalam penanganan kanker, ada 3 modalitas yang digunakan, yaitu kemoterapi, radiasi dan operasi. Pada leukemia modalitas yang digunakan adalah kemoterapi yang memakan waktu kurang lebih 2 tahun.
a.    Pengertian Kemoterapi
Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat – zat yang dapat menghambat proliferasi sel – sel kanker.
b.    Tujuan Pemberian Kemoterapi
1)    Pengobatan
2)    Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi
3)    Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
4)    Mengurangi komplikasi akibat metastase
c.    Persiapan dan Syarat Kemoterapi
1)    Persiapan
Sebelum pengobatan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi :
a)    Darah tepi; Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit
b)    Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phospat
c)    Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serum creatinin meningkat.
d)    Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)
e)    EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin)
2)    Syarat
a)    Keadaan umum cukup baik
b)    Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi (Informed Concent).
c)    Faal ginjal dan hati baik
d)    Diagnosis patologik
e)    Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi
f)     Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya
g)    Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000/mm3, trombosit > 150.000/mm3.
d.    Obat – Obat Kemoterapi
·      Prednison
Terutama dipakai karena efek antiinflamasinya yang kuat pada  penyakit yang melibatkan banyak sistem organ.
·      Vinkristin (Oncovin)
Adalah agens antineoplastik yang menghambat pembelahan sel selama metafase. Obat ini dipakai bersama Cytoxan untuk mengobati ALL.
·      Asparaginase
Menurunkan kadar asparagin (asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan tumor). Dipakai untuk mengobati ALL.
·      Metotreksat (Amethopterin)
Digolongkan sebagai suatu antimetabolit, obat ini menghalangi metabolisme asam folat yang esensial untuk sintesis nukleoprotein yang diperlukan oleh sel – sel yang cepat membelah. Dipakai untuk mengobati ALL.
·      Merkaptopurin (purinetol)
Berfungsi menghalangi sintesis asam nukleat, yang terutama diperlukan bila sel – sel tumbuh dan memperbanyak dirinya dengan cepat.
·      Sitarabin (Cytosar; Cytosine Arabinoside)
Sitarabin saat ini dipakai untuk menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut.
·      Alopurinol (Zyloprim)
Berfungsi menghambat produksi asam urat dengan cara segera menghambat reaksi biokimia yang mendahului pembentukan asam urat. Diberikan sebagai profilaksis untuk mencegah deposit urat jaringan atau batu ginjal pada pasien leukemia yang menjalani kemoterapi penyebab naiknya asam urat serum.
·      Siklofosfamid (Cytoxan)
Merupakan suatu agens antitumor kuat dari kelompok mustar nitrogen dan agens pengkelat.
·      Daunorubisin (Daunomycin)
Digunakan untuk menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut.
e.    Cara Pemberian Obat Kemoterapi
o  Intra vena (IV)
o  Intra tekal (IT)
o  Radiosensitzer
o  Oral
o  Subkutan dan intramuscular
o  Topikal
o  Intra arterial
o  Intracavity
o  Intraperitoneal/Intrapleural
f.     Efek Samping Kemoterapi
1)  Efek samping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.
2)  Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan stomatitis.
3)  Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effect) yang timbul beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, neuropati.
4)  Efek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.
g.    Prosedur Kemoterapi
1)    Persiapan
·      Sebelum diberikan kemoterapi maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, gula darah, urin lengkap, EKG, foto thorax AP/lateral, Ekokardiografi, BMP.
·      Periksa protokol dan program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat sebelumnya.
·      Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat.
·      Periksa adanya inform concernt baik dari penderita maupun keluarga.
·      Siapkan obat sitostatika
·      Siapkan cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit.
·      Pengalas plastik, dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya
·      Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu
·      Spuit disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc.
·      Infus set dan vena kateter kecil
·      Alkohol 70 % dengan kapas steril
·      Bak spuit besar
·      Label obat
·      Plastik tempat pembuangan bekas
·      Kardex (catatan khusus)
2)    Prinsip Kerja Kemoterapi
Prinsip kerja Kemoterapi adalah  membunuh sel-sel yang cepat berkembang biak (terutama sel-sel kanker)  dengan  merusak atau mengganggu proses pembelahan sel.
3)    Efek Samping Kemoterapi dan Penanganannya
Efek samping kemoterapi yang sering terjadi dan penanganannya:
·      Rambut rontok / menipis
Bersifat sementara. Rambut akan tumbuh kembali jika obat dihentikan.
·      Mual / muntah
Tetap berikan makan dalam porsi kecil tapi sering. Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak/ berlemak dan permen. Biasanya diberikan obat anti muntah oleh dokter.
·      Sembelit
Berikan makanan tinggi serat, misal sayuran dan buah-buahan. Minum banyak. Biasanya jika lebih dari 3 hari tidak berak, akan diberikan obat oleh dokter.
·      Diare
Hindari makanan yang pedas / asam. Beri minum banyak dan makanan yang lunak. Jika mencret lebih dari 1 hari akan diberikan obat oleh dokter.
·      Stomatitis / sariawan / gomen
Pelihara kebersihan mulut. Gunakan sikat gigi yang lembut. Biasanya akan diberikan obat oles oleh dokter.
·      Penurunan daya tahan tubuh
Hindari sumber-sumber infeksi dengan menjauhkan anak dari orang yang sedang flu, sakit tenggorokan, cacar air, sakit kulit dan lain-lain. Pelihara kebersihan badan. Cuci tangan sebelum makan dan sebelum atau setelah menyentuh anak.
·      Perubahan kulit : kering, gatal
Jaga kebersihan kulit. Gunakan pelembab yang tidak mengandung alkohol. Pakai baju yang longgar.
4.    Syarat pemberian obat Kemoterapi
Sebelum pengobatan dimulai beberapa kondisi pasien harus dipenuhi yaitu :
1.  Keadaan umum harus cukup baik
2.  Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi
3.  Faal ginjal ( kadar ureum < 40 mg % dan kadar kreatinin < 1,5 mg % ) dan faal hati baik
4.  Diagnosis hispatologik diketahui
5.  Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi
6.  Hemoglobin > 10 gr %
7.  Leucosit > 5000 / ml
8.    Trombosit > 100.000 / ml
V.     PERUBAHAN PERILAKU ORANG TUA
              Orangtua merasa sedih, bingung, marah, cemas, tak percaya, menyalahkan diri sendiri atau pasangan, serta melakukan pengingkaran saat mendengar anaknya menderita leukemia. Masalah yang dihadapi anak penderita leukemia adalah kemampuan inteligensi, perilaku emosi dan sosial yang terganggu, sedangkan pada orangtua mereka akan mencemaskan masalah seperti beban finansial yang besar, perawatan yang harus dijalani, diagnosis yang ditegakkan, lama pengobatan dan efek sampingnya serta hospitalisasi.
                 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sepion (2004) reaksi yang sering muncul pada orangtua anak pasien leukemia adalah :
1.  Isolasi secara fisik maupun emosi 
Perasaan terisolasi fisik berhubungan dengan isolasi anak terhadap orang tua yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan infeksi. Meskipun orangtua memahami dan menghargai alasan dilakukan isolasi, tetapi perasaan tersebut mengandung arti bahwa orangtua dan anak sangat kesepian. Isolasi secara emosi disebabkan karena orangtua merasa bahwa orang-orang di lingkungannya tidak selalu tahu bagaimana cara berinteraksi dengannya.
2.  Bingung tentang bagaimana menghadapi reaksi orang lain tentang kondisinya saat ini.
3.  Merasa berbeda dengan orang lain.
4.  Perasaan selalu teringat dengan kejadian yang telah lalu, yaitu saat anaknya pertama kali terdiagnosis kanker, orangtua sulit melupakan pengalaman tersebut.
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alas an yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Perasaan yang sering muncul pada anak : Cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2000). Timbul karena :
·      Menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialaminya 
·      Rasa tidak aman dan nyaman
·      Perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan
Reaksi Hospitalisasi Pada Orang Tua
1.    Perasaan cemas dan takut 
·      Perasaan cemas dan takut : mendapat prosedur menyakitkan 
·      Cemas paling tinggi : menunggu informasi tentang diagnosa penyakit anaknya
·      Takut muncul : takut kehilangan anak pada kondisi sakit terminal
·      Perilaku : sering bertanya / bertanya tentang hal yang sama secara berulang-ulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan marah
2.    Perasaan sedih
·      Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal
·      Perilaku : isolasi, tidak mau didekati orang lain, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
3.    Perasaan frustasi
·      Putus asa dan frustasi : anak yang telah dirawat cukup lama dan tidak mengalami perubahan, tidak adekuatnya dukungan psikologis 
·      Perilaku : tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, menginginkan pulang paksa

MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI
1.   Meminimalkan stresor atau penyebab stress
·      Untuk mencegah atau meminimalkan dampak perpisahan :
o  Libatkan orangtua berperan aktif dalam perawatan anak
o  Beri kesempatan orangtua untuk melihat anak setiap saat
o  Modifikasi ruang perawatan : membuat situasi ruang rawat seperti di rumah
o  Pertahankan kontak dengahn kegiatan sekolah
·      Untuk mencegah perasaan kehilangan control :
o  Hindari pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif terhadap petugas kesehatan
o  Buat jadwal kegiatan untuk proserdur terapi, latihan, bermain dan aktivbitas lain dalam perawatan
o  Fokuskan intervensi kep. Pada upaya untuk mengurangi ketergantungan
·      Untuk meminimalkan rasa takut terhadap cedera & rasa nyeri :
o  Siapkan psikologis anak dan orang tua : tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri
o  Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik anak
o  Pertimbangkan untuk menghadirkan orang tua pada saat anak dilakukan tindakan
o  Tunjukkan sikap empati
o  Lakukan persiapan khusus jauh hari sebelumnya apabila memungkinkan
2.   Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
·         Bantu perkembangan ortu dan anak 
·         Beri kesempatan ortu untuk belajar tentang penyakit anak, terapi yang didapat dan prosedur keperawatan
·         Berikan kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan
·         Fasilitasi anak untuk tetap menjaga sosialisasinya sesama pasien yang ada, teman sebaya atau teman sekolah
3.   Memberikan dukungan pada anggota keluarga lain
·         Berikan dukungan pada keluarga untuk mau tinggal dengan anak di RS
·         Fasilitasi keluarga untuk berkonsultasi pada psikolog atau ahli agama : keluarga mengalami masalah psikosoasial daa spiritual
·         Beri dukungan kepada keluarga untuk menerima kondisi anaknya dengan nilai yang diyakini
4.   Mempersiapkan anak untuk mendapatkan perawatan di RS
·         Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahap usia dan jenis penyakit dengan peralatan yang diperlukan
·         Oriantasikan anak dengan situasi RS bila anak harus dirawat secara berencana
·         Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
·         Kenalkan dengan pasien anak lain yang akan menjadi teman sekamar
·         Jelasakan aturan RS yang berlaku dan jadwal kegiatan yang diikuti
·         Laksanakan pengkajian riwayat keperawatan
·         Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya
ASUHAN KEPERAWATAN LEUKEMIA AKUT
Dalam BAB ini kami akan memaparkan Asuhan Keperawatan pada klien An. Fetir dengan gangguan Leukimia akut yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo

1.  PENGKAJIAN
1)    Data Pasien :
Nama                                        : An. Fetir
Tempat, Tanggal Lahir           : Jakarta, 23 Februari 2008
Umur                                         : 4 tahun
Jenis kelamin                          : Laki-laki
Agama                                      : Islam
Suku                                         : Betawi
Pekerjaan                                 : -
Status perkawinan                 : Belum nikah
Status pendidikan                  : -

2)      Riwayat penyakit :
a.      Keluhan Utama :
Klien datang ke RS dengan kurang gairah dan rambut rontok. Ibu klien mengatakan anaknya berubah drastis dari energik dan aktif jadi pasif, rewel,mudah cape, lesu. Ibu klien mengatakan bingung dengan keadaan anaknya.
b.      Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu klien mengatakan anaknya berubah drastis dari energik dan aktif jadi pasif, rewel,mudah cape, lesu. Hasil pemeriksaan darah diketahui K=3mEq/L, Na=130mEq/l, HCO3=15mEq/l. Hasil pemeriksaan diagnostik dinyatakan adanya sel-sel kanker pada sel darah putih.
c.       Riwayat Penyakit Dahulu :
Ibu klien mengatakan perubahan anaknya telah berlangsung lama, dan kulit klien terlihat putih tapi pucat.
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit leukemia

3)    Pemeriksaan fisik
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
a)  Aktivitas / istirahat
-       Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas biasanya
-       Tanda : kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur.

b)  Sirkulasi
-     Gejala : palpitasi
-     Tanda : takikardi, murmur jantung, kulit membrane mukosa pucat, deficit saraf cranial dan atau tanda pendarahan / cerebral

c)    Integritas ego
-     Gejala :. Perasaan tak berdaya/tak ada harapan
-     Tanda : depresi, menarik dari, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan alam perasaan, kacau.

d)    Eleminasi
-     Gejala : diare : nyeri tekan perianal, nyeri. Darah merah terang pada tisu, feses hitam, darah pada urine, penurunan haluaran urin.

e)    Makanan/cairan
-     Gejala : kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah, prubahan rasa / penyimpangan rasa, penurunan BB.
-     Tanda : Distensi abdominal, penurunan bunyi usus,

f)      Neurosensori
-     Gejala : kurang / penurunan kordinasi-kordinasi, perubahan aloam perasaan, kacau, disorientasi kurang konsentrasi, pusing : kebas, kesemutan, parestesia
-     Tanda : otot mudah terangsang, aktivitas kejang

g)    Nyeri/kenyamanan
-     Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang/sendi, nyeri tekan sterna, keram otot
-     Tanda : perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah, focus pada diri sendiri.

h)   Pernapasan
-     Gejala  : nafas pendek dengan kerja minimal,
-     Tanda : dispnea, takipnea, batuk, gemericik, ronchi, penurunan bunyi nafas

i)     Keamanan
-     Gejala  : riwayat infeksi saat ini  / dahulu : jatuh, gangguan penglihatan atau kerusakan, pendarahan spontan, tak terkontrol dengan trauma minimal.
-     Tanda : demam, infeksi, kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarahjan gusi,/ epistaksis, pembesaran nodus limfe, limpa/hati ( sehubung dengan infeksi jaringan ), papiledema dan eksoftalmus, infilltrat, leukemik pada dermis

j)      Seksualitas
-     Gejala : perubahan libido, perubahan aliran menstruasi, monoragia, impoten.




2.    DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1.    Ibu  mengatakan bahwa anak berubah drastic dari energik
2.    Ibu mengatakan anak aktif jadi pasif
3.    Ibu mengatakanrewel
4.    Ibu mengatakan anak mudah cape
5.    Ibu mengatakan anak lesu
6.    kulit anaknya putih tapi putih pucat
7.    Kemungkinan klien mengatakan kehilangan nafsu makan, anoreksia dan muntah
8.    Kemungkinan klien mengatakan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas biasanya
9.    Kemungkinan klien mengatakan takut
10. Kemungkinan klien mengatakan diare
11. Kemungkinan klien mengatakan muntah
12. Kemungkinan klien mengatakan lemas
13. Kemungkinan klien mengatakan menggigil
1.    pemeriksaan labolatorium
·         K : 3 mEq/L
·         Na : 130 mEq/L
·         HCO3 : 15 mEq/L
2.    pada saat dilakukan pemeriksaan fisik terdapat sel-sel kanker pada sel darah putih
3.    Terlihat perubahan BB pada klien dari 15,5kg menjadi 15,1kg
4.    Klien terlihat Kurang gairah
5.    Klien terlihat Pasif
6.    Terlihat Rambut klien rontok
7.    Kemungkinan ditemukan porsi makan klien tidak habis
8.    Kemungkinan ditemukan ( TTV = TD : 80/70 , HR : 90X/MENIT , RR : 24X/MENIT , T : 380C )
9.    Kemungkinan ditemukan penurunan berat badan
10. Kemungkinan klien terlihat marah
11. Kemungkinan klien terlihat cemas
12. Klien terlihat keringat dingin


3.  ANALISA DATA
DATA
PROBLEM
ETIOLOGI
DS:
-       Ibu mengatakan bahwa anak berubah aktif jadi pasif
-       Ibu mengatakan anak lesu
-       Ibu mengatakan anak mudah cape
-       Ibu mengatakan bahwa anak rewel
-       Kemungkinan klien mengatakan kehilangan nafsu makan
DO:
-       Anak terlihat perubahan BB : 15.1 kg sebelumnya 15.5 kg
-       anak terlihat Kurang gairah
-       anak terlihat  mual
-       anak terlihat  muntah sehari 3 kali

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intake yang tidak adekuat
DS :
-       Kemungkinan klien mengatakan diare
-       Kemungkinan klien mengatakan muntah
-       Kemungkinan klien mengatakan lemas

DO:
-       pemeriksaan labolatorium
·         K : 3 mEq/L
·         Na : 130 mEq/L
·         HCO3 : 15 mEq/L
Gangguan ketidakseimbangan cairan dan eliktrolit
Kehilangan berlebihan, misalnya ; muntah, perdarahan
Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.

DS :
-       Kemungkinan klien mengatakan lemas
-       Kemungkinan klien mengatakan menggigil
DO:
-       Kemungkinan ditemukan ( TTV = TD : 80/70 , HR : 60X/MENIT , RR : 12X/MENIT , T : 380C )
Resiko infeksi
menurunnya sistem pertahanan tubuh
DS :
-       Ibu mengatakan anak berubah drastic dari energik
-       Ibu mengatakan anak aktif jadi pasif
-       Ibu mengatakan anak mudah cape
-       Ibu mengatakan anak lesu

DO:
-       Terlihat Kurang gairah
-       Terlihat Pasif
-       Kemungkinan ditemukan ( TTV = TD : 80/70 , HR : 60X/MENIT , RR : 12X/MENIT , T : 380C )
Intoleransi aktivitas
Kelemahan umum ; penurunan cadangan energi
DS :
-       Ibu mengatakan anak Rewel
-       Kemungkinan klien mengatakan takut

DO:
-       Kemungkinan klien terlihat marah
-       Kemungkinan klien terlihat cemas
Kurang pengetahuan
Salah interpretasi informasi

ansietas
Ancaman terhadap atau perubahan status kesehatan, status sosioekonomis, fungsi peran




4.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DITEMUKAN
TANGGAL TERATASI
1.    Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia, mual, muntah

2.    Gangguan ketidakseimbangan cairan dan eliktrolit b.d kehilangan cairan yang berlebih

3.    Resiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh


4.    Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan umum ; penurunan cadangan energy

5.    Kurang pengetahuan b.d Salah interpretasi informasi

6.    Resiko nyeri b.d  Agen kimia
21-11-2012





21-11-2012




21-11-2012




21-11-2012




21-11-2012




21-11-2012
24-11-2012





24-11-2012




24-11-2012




24-11-2012




24-11-2012




24-11-2012



7.    INTERVENSI
NO DX
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·         Porsi makan habis
·         Pasien tidak lemah

-     Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan ( jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi )
-     Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat ( untuk mempertahankan nutrisi yang optimal )
-     Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen ( untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi )
-     Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan ( untuk mendorong agar anak mau makan )
-     Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering ( karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik )
-     Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient ( kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat )
-     Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep ( membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori,  khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal )
2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·         Diare pasien hilang
·         Pasien tidak lemas
·         Pasien tidak muntah
-       Pantau masukan dan haluaran ( untuk mengontrol keseimbangan cairan )
-       Dorong makanan dan cairan tinggi natrium ( untuk memaksimalkan natrium yang ada di dalam tubuh )
-       Pantau elektrolit ( untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan terapi )
-       Pantau pemberian kalium intravena dengan menggunakan alat infuse mikrodrop atau minidrop ( untuk menjamin pemberian terkontrol dari obat-obatan )
-       Dorong masukan makanan dan cairan tinggi kalium ( untuk memaksimalkan kalium dalam tubuh )
3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·         Pasien tidak mengigil
·         Pasien tidak lemas
-       Pantau suhu dengan teliti ( untuk mendeteksi kemungkinan infeksi )
-       Tempatkan anak dalam ruangan khusus ( untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi )
-       Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik ( untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif )
-       Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi ( untuk intervensi dini penanganan infeksi )
-       Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik ( rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme )
-       Berikan periode istirahat tanpa gangguan ( menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler )
-       Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia ( untuk mendukung pertahanan alami tubuh )
-       Berikan antibiotik sesuai ketentuan ( diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus )
4
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·         Pasien menjadi aktif
·         Pasien bergairah kembali
-       Evalusi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari ( untuk memantau perkembangan aktifitas klien )
-       Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan ( menghemat energy untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyembuhan jaringan )
-       Implementasikan teknik penghematan energy cotoh lebih baik duduk dari pada berdiri ( memaksimalkan sediaan energy untuk tugas perawatan diri )
5
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·         Pasien tidak Rewel
·         Kemungkinan klien tidak mengatakan takut
-       Berikan penyuluhan tentang penyakit leukemia ( untuk antisipasi agar klien tidak cemas terhadap penyakit tersebut )
-       Kaji ulang patologi bentuk khusus leukemia dan berbagai bentuk pengobatan ( untuk memaksimalkan pengobatan )

6
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·         Pasien tidak rewel
·         Nafsu makan pasien bertambah
-       Selidiki keluhan nyeri ( untuk membantu mengkaji kebutuhan untuk intervensi )
-       Kaji TTV ( untuk mengetahui status pasien )
-       Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi ( untuk menurunkan ketidak nyamanan tulang atau sendi )
-       Berikan obat analgesic ( untuk mengurangi nyeri )

5.  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
No.DX
Implementasi dan Hasil
Paraf

1
1.    Mendorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan
2.    Mengizinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat
3.    Memberikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen
4.    Mengizinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
5.    Mendorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
6.    Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
7.    Menimbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep


2
1.    Memantau masukan dan haluaran
2.    Mendorong makanan dan cairan tinggi natrium
3.    Memantau elektrolit
4.    Memantau pemberian kalium intravena dengan menggunakan alat infuse mikrodrop atau minidrop
5.    Mendorong masukan makanan dan cairan tinggi kalium


3
1.    Memantau suhu dengan teliti
2.    Menempatkan anak dalam ruangan khusus
3.    Menganjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik
4.    Mengevaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
5.    Menginspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik
6.    Memberikan periode istirahat tanpa gangguan
7.    Memberikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
8.    Memberikan antibiotik sesuai ketentuan


4
1.    Mengevalusi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari
2.    Memberikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
3.    Mengimplementasikan teknik penghematan energy cotoh lebih baik duduk dari pada berdiri


5
1.    Memberikan penyuluhan tentang penyakit leukemia
2.    Mengkaji ulang patologi bentuk khusus leukemia dan berbagai bentuk pengobatan


6
1.    Menyelidiki keluhan nyeri
2.    Mengkaji ttv
3.    Menempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi
4.    Memberikan obat analgesic


6.  EVALUASI
Hari / Tanggal
No. DX
Evaluasi
Paraf

1
S: klien terlihat tidak lemah / terlihat segar
O: porsi makan klien habis
A: Masalah sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan


2
S: klien tidak muntah lagi
O: pemeriksaan Lab K : 3.5 DAN Na : 137
A: Masalah sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan


3
S: Pasien sudah tidak mengigil
O: suhu : 360C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan


4
S: anak mengatakan tidak lemas
O: anak terlihat aktif
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan


5
S: klien tidak takut
O: klien tidak marah-marah lagi ( lebih rilex )
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan


6
S: nyeri hilang
O: facial skale : 0
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan







BAB III
PENUTUP

            Leukemia adalah suatu jenis kanker yang dimulai dari sel darah putih. Dalam keadaan normal, sel darah putih, berfungsi sebagai pertahanan tubuh, akan terus membelah dalam suatu kontrol yang teratur. Penyebab penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Leukemia berasal dari mutasi yang terjadi pada spesifik protein yang disebut juga dengan gen yang mengkontrol perkembangan dan pertumbuhan dari sel darah. Akibatnya sel berkembang dan bertumbuh tidak terkontrol






DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.