PERKEMBANGAN STRUKTUR DAN FUNGSI HEMATOLOGI & LEUKEMIA
AKUT
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “LEUKIMIA AKUT”,
tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini juga merupakan
penugasan dari mata kuliah hematologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dalam pembuatan
makalah ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam
pembuatan makalah ini, serta rekan-rekan lain yang membantu pembuatan makalah
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna memberikan sifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat penulis masih
tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan
kekurangan di dalam penulisan makalah ini.
Depok, Oktober 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang ..................................................................................................... 3
2. Tujuan................................................................................................................... 3
3.
Rumusan Masalah................................................................................................
3
BAB II KONSEP DASAR TEORI
I. Anatomi dan
Fisiologi Hematologi ........................................................................
4
II. Anemia Kronik..........................................................................................................
8
1. Pengertian
Anemia ......................................................................................... 8
2. Etiologi............................................................................................................. 8
3. Patofisiologi..................................................................................................... 9
4. Manifestasi
klinis............................................................................................ 11
5. Klasifikasi......................................................................................................... 11
6. Komplikasi..................................................................................................... 14
7. Pemeriksaan
penunjang ...............................................................................
14
8. Penatalaksanaan........................................................................................... 15
9. Asuhan
Keperawatan.................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................,..............................................
42
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Leukemia berasal dari bahasa
yunani yaitu leukos (putih) dan haima (darah). Leukemia adalah jenis kanker
yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua kanker bermula
di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh
dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat
sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan
menggantikannya.
Tetapi terkadang proses
yang teratur ini berjalan menyimpang, sel-sel baru ini terbentuk meski tubuh
tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya.
Kejanggalan ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel
darah putih secara abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain.
2.
TUJUAN
Tujuan
umum :
Tujuan
dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa dalam
mempelajari tentang anemia
dan asuhan keperawatan Leukemia Akut.
Tujuan
khusus :
1. Mengetahui
pengertian dari Leukemia Akut
2. Menngetahui
penyebab dari Leukemia Akut
3. Mengetahui
tanda dan gejala dari Leukemia Akut
4. Mengetahui
klasifikasi dari Leukemia Akut
5. Mempelajari
asuhan keperawatan Leukemia Akut
3.
RUMUSAN
MASALAH
1) Apa
pengertian Leukemia Akut?
2) Apa
saja penyebab Leukemia Akut?
3) Apa
saja tanda dan gejala yang timbul pada pasien Leukemia Akut?
4) Bagaimana
proses perjalanan Leukemia Akut?
5) Dan
bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Leukemia
Akut?
BAB II
I. PERKEMBANGAN
STRUKTUR DAN FUNGSI HEMATOLOGI
1)
Darah (Sanguis)
Terdiri dari dua komponen:
a) Korpuskuler
adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah 4 Eritrosit, Lekosit, Trombosit.
b) Plasma
Darah adalah cairan darah.
Fungsi Darah
ü
Transportasi sari makanan,
oksigen, karbondioksida, dan hormone
ü
Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
ü
Imunologi (mengandung
antibodi tubuh)
ü
Homeostasis (mengatur keseimbangan
zat, pH regulator)
a.
Eritrosit
( sel darah merah )
¨
Merupakan bagian utama dari
darah, jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta/cc dan pada wanita dewasa sekitar
4,5 juta/cc
¨
Bentuknya bikonkaf, serta
warna merah disebabkan karena adanya hemoglobin (HB).
¨
Umur eritrosit 120 hari,
setelah itu akan dihancurkan dihati oleh sel kupffer. Hb dirombak menjadi
pigmen empedu yaitu bilirubin dan biliverdin.
¨
Eritrosit manusia dan
mamalia tidak berinti, dan berukuran rata – rata 7,5 mikron.
¨
Fungsi eritrosit : untuk
mengangkut oksigen dari paru – paru keseluruh jaringan tubuh dan mengangkut
kembali karbondioksida dari jaringan tubuh keparu paru.
b.
Leukosit
( seldarah putih )
Jumlah
sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Fungsi utama
dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing
yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit
penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah
lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi
misalnya radang paru-paru.
Lekopeni
(Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.)
Lekositosis
(Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel darah
tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh
darah. Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk
mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis. Gerakan lekosit mirip dengan
amoeba Gerak Amuboid.
Jenis Lekosit
(1) Granulosit,
: yang mempunyai granula dalam sitoplasma, dan dibagi menjadi :
·
Neutrofil
Mempunyai
granula halus yang berwarna merah muda
Inti
sel lebih dari satu. Berdasarkan bentuk inti dibedakan menjadi :
·
Neutrofil
batang : 1 – 5%
·
Neutrofil
temberang : 66 – 75%
o
Ukurannya 15
mikron, mempunyai inti terdiri banyak lobus yang dihubungkan dengan kromatin
halus.
o
Eosinofil
temberang : 2 – 5%
o
Mempunyai
ukran 15 mikron
o
Inti terdiri
atas 2 lobus atau lebih
o
Sitoplasma mengandung
granula eosinofil yang kasar dan berwarna jingga.
·
Basofil batang
: 0 – 0,5%
o
Mempunyai
ukuran 15 mikron
o
Inti berbentuk
huruf S
o
Sitoplasma
mengandung granula basofil yang besar, dasar warna ungu seringkali menutupi
inti.
(2) Agranulosit
: yang tidak mempunyai granula didalam sitoplasma dan dibagi menjadi :
a)
Limfosit : 20
– 40%
ü Mempunyai
ukuran 9 – 12 mikron
ü Inti
bulat besar dan berlekuk, padat, kadang – kadang hampir memenuhi seluruh
sitoplasma
ü Sitoplasma
sempit, berwarna biru laut / biru muda
b)
Monosit : 1 – 8%
ü Mempunyai
ukuran 15 – 25 mikron, merupakan sel yang paling besar
ü Inti
berbentuk batang, berlekuk atau seperti huruf E, agak pucat
ü Sitoplasma
verwarna biru abu – abu
c. Trombosit ( kepingan darah
)
Trombosit
adalah bagian dari beberapa sel – sel besar dalam sumsum tulang yang berbentuk
cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
Jumlah trombosit
Jumlah
trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000 – 400.000 /
milliliter), sekitar 30 – 40% terkonsentrasi didalam limpa dan sisanya
bersirkulasi dalam darah.
Fungsi
trombosit
Trombosit
berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam keadaan normal
bersirkulasi keseluruh tubuh melalui aliran darah. Namun, dalam beberapa detik
setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik kedaerah tersebut sebagai
respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan subendotel pembuluh. Trombosit
melekat ke permukaan yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat ( serotonin dan
histamine ) yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh.
Fungsi
lain dari tombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan
dengan pembuluh yang cedera. Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal
bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif menambal daerah yang
luka.
Pembatasan
Fungsi Trombosit
Penimbunan
trombosit yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan
atau sumbat menjadi sangat besar, sehingga lepas dari tempat semula dan
mengalir ke hilir sebagai suatu embolus dan menyumbat aliran kehilir. Guna
mencegah pembentukan suatu emboli, maka trombosit – trombosit tersebut
mengeluarkan bahan – bahan yang membatasi luas penggumpalan mereka sendiri.
Bahan utama yang dikeluarkan oleh trombosit untuk membatasi pembekuan darah
adalah prostaglandin tromboksan A2 dan prostaskilin I2.
Tromboksan
A2 merangsang penguraian trombosit dan menyebabkan vasokonstriksi lebih lanjut
pada pembuluh darah. Sedangkan prostaiklin I2 merangsang agregasi trombosit dan
pelebaran pembuluh, sehingga semakin meningkatkan respons trombosit.
d. Plasma darah
Plasma
adalah bagian darah yang encer tanpa sel – sel darah, warnanya bening kekuning
– kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri atas air.
Zat
– zat yang terdapat dalam plasma darah adalah sebagai berikut :
v Fibrinogen
yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah
v Garam
– garam mineran ( garam kalsium, kaium, natrium ) yang berguna dalam metabolism dan juga mengadakan osmotic
v Protein
darah ( albumin, globulin ) meningkatkan viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotic untuk memelihara
keseimbangan cairan dalam tubuh.
v Zat
makanan ( asam amino, gukosa, lemak, mineral dan vitamin )
v Hormone
yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh
v Antibody
Plasma darah diperoleh
dengan memutar sel darah, plasma diberikan secara intravena untuk
·
Mengembalikan volume darah
·
Menyediakan substansi yang
hilang dari darah klien
II.
FUNGSI SEL DARAH PUTIH
a. Sel
darah putih memakan bakteri hidup yang masuk kesistem peredaran darah
b. Untuk
melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi dalam tubuh
c.
Mengepung
daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan
menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran,
serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit
memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan
hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau
terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
III.
LEUKEMIA AKUT
A.
Pengertian
Leukemia
mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai darah putih adalah penyakit
neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoietik (Price,1994).
Leukemia
adalah proliferase leukosit yang tidak terkontrol di dalam dan sumsum tulang dan
jaringan retikuloendotelial (Tuker 1998 ).
Leukemia
merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi dini yang berlebihan (sel muda) dari sel darah putih
(SDP) (Engram,1998).
Leukemia
merupakan proliferatif neoplastik dari perkusor sel darah putih,
Yang
menyebabkan penggantian difus sumsum tulang normal oleh sel leukemia dengan akumulasi
sel abnormal pada darah tepi dan infiltrasi organ misalnya hati ,limpa, kelenjar limfe, meningen, dan gonad oleh sel
leukemi (Underwood,1999).
Leukemia
adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sumsumtulang mengganti elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di
hati,limpa dan nodus limfatikus dan invasi organ nonhematologis,seperti
meninges,traktusgastrointestinal,ginjal dan kulit (Smeltzer,2001).
Leukemia
adalah penyakit mengenai sel darah putih yang mengalami pembelahan
yang berulang-ulang.penyakit ini semacam kanker yang menyerang sel-sel
darah putih.Akibatnya fungsi sel darah putih terganggu,bahkan sel-sel darah
merah dapat terdesak karena pertumbuhan yang berlebihan ini jumlah
sel darah merah menurun (Irianto,2004).
Leukemia
(kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai pertambahan jumlahsel
darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tak terkendali serta
bentuk sel- sel darah putihnya tidak normal (Yatim,2003).
B. Etiologi
1. Radiasi Dosis Tinggi : Salah satu
sumber radiasi dosis tinggi adalah terapi medis yang menggunakan radiasi. Hal
ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus
leukemia bahwa penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia.
2. Leukemogenik : Beberapa zat kimia
dilaporkan telah diidentifikasi mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun
lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida dan
obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
3. Kemoterapi : Pasien kanker lain yang
mendapat kemoterapi seperti jenis alkylating agents dapat terkena
leukemia dikemudian hari. obat-obat kardiogenik seperti diethyilstilbestrol juga
dapat meningkatkan frekuensi timbulnya leukemia.
4. Kelainan Kromosom : Misalnya pada
syndrome down (Suriadi & Rita Yuliani, 2001: 177) dan berbagai kelainan
genetic lainnya seperti syndrome fanconi juga dapat meningkatkan resiko kanker.
5. Human TCell Leukimia Virus (HTLV) :
Virus ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen yang pada akhirnya
menyebabkan terjadinya leukemia.
6. Syndroma mielodisplastik : Adalah
suatu kelainan pembentuk sel darah yang ditandai berkurangnya kepadatan sel
(hiposelularitas) pada sumsum tulang.
C. Patofisiologi
Jika
penyebab leukemia virus, virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia
jikastruktur antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia. Bila struktur
antigen individutidak sama dengan struktur antigen virus, maka virus tersebut
ditolaknya seperti pada bendaasing lain. Struktur antigen manusia terbentuk
oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh,terutama kulit dan selaput
lendir yang terletak di permukaan tubuh (kulit disebut juga antigen jaringan ). Oleh WHO terhadap antigen jaringan telah ditetapka istilah HL - A (HumanLeucocyte
Lucos A). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehinggaadanya
peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat
diabaikan.Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik dan biasanya berakhir fatal.
Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karenaterjadinya
kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini
seringdisebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang
bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel
darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah
normal.Proses patofisiologi leukemia dimulai dari transformasi ganas sel induk hematologisdan turunannya.
Proliferasi ganas sel induk ini menghasilkan sel leukemia danmengakibatkan penekanan hematopoesis normal, sehingga terjadi bone marrow failure, infiltrasi
sel leukemia ke dalam
organ, sehingga menimbulkan organomegali, katabolisme selmeningkat, sehingga
terjadi keadaan hiperkataboli.
PATHWAYS LEUKEMIA AKUT
Resiko
tinggi terjadi infeksi
|
Prolifer Sel Kanker
(yang
berlebihan masuk ke semua organ termasuk sumsum tulang dan jaringan
perifer)
|
Resiko
kekurangan volume cairan
|
Resiko
cedera (perdarahan)
|
Intoleransi
aktivitas
|
Keluarga
klien cemas akan kondisi anggota keluarganya
|
BB turun,
rambut rontok, pasif
|
Kurang
pengetahuan
|
Mual, muntah
|
Resiko
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Gangguan
rasa nyaman
|
Nyeri pada
tulang, persendian, nyeri kepala
|
Demam,
anoreksia
|
Penurunan
jumlah trombosit mempermudah terjadi perdarahan (echimosis, perdarahan
gusi dll)
|
3. Faktor
pembekuan
|
Gangguan
sistem pertahanan tubuh
|
2. Leukosit
menurun
|
Pucat,
lemas, lesu
|
1.
Anemia
|
Eritrosit
menurun
|
Pembesaran
hati, limfa, tulang
|
Infiltrasi
se kanker
|
Perubahan
metabolisme tubuh
|
Depresi
sumsum tulang dan jaringan perifer
|
Sel Normal
di gantikan Sel Kanker
|
Sel Kanker
bersaing dengan Sel Normal dalam mendapatkan Nutrisi
|
D.
Manifestasi
Klinik
Leukemia
akut memperlihatkan gejala klinis yang mencolok. Leukemia kronis berkembang
secara lambat dan mungkin hanya memperlihatkan sedikit gejala sampai stadium
lanjut.
·
Kepucatan dan rasa lelah
akibat anemia
·
Infeksi berulang akibat
penurunan sel darah putih
·
Perdarahan dan memar
akibat trombositopenia dan gangguan koagulasi
·
Nyeri tulang akbat
penumpukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan peningkat tekanan dan
kematian sel.Tidak seperti nyeri yang semakin meningkat, nyeri tulang
berhubungan dengan leukemia biasanya bersifat progresif.
·
Penurunan berat karena
berkurangnya nafsu makan dan peningkatan konsumsi oleh sel-sel neoplastik
·
Limfadenopati,
splenomegali, dan hepatomegali akibat
infiltrasi sel leukemik ke orga-organ limfoid dapat terjadi.
·
Gejala sistem saraf
pusat dapat terjadi.
E.
Klasifikasi
F. Komplikasi
·
Anak yang selamat dari kelukemia
mengalami peningkatan resiko untuk terjadi keganasan baru di masa selanjutnya
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak sakit leukemia, lebih cenderung
berhubungan dengan agresif regiman kemoterapeutik (atau radiologi)
·
Regimen terapi, termasuk
transplantasi sumsum tulang, dihubungkan dengan depresi sumsum tulang temporer,
peningkatan risiko perkembangan infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian
·
Bahkan pada terapi dan remisi
yang berhasil, sel-sel leukemik masih tetap ada,, meninggalkan gejala sisa
penyakiy. Implikasi untuk prognosis dan pengobatan masih belum jelas.
G.
Pemeriksaan
Penunjang
1) Test darah : darah di ambil dari bagian jari atau
cuping telinga, untuk mendeteksi jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Dalam keadaan normal, sel yang belum terbentuk (sel-sel naif) seharusnya tidak
keluar dalam ke pembuluh darah. Pada penderita leukemia, sum sum tulang penderita tidak dapat
membedakan antara sel-sel naif daan yang normal. Maka sewaktu di tes darah, sel
sel darah naif dapat terlihat di hasilnya.
2) Pemeriksaan rutin sum-sum tulang: Jika anda mencurigai leukemia, biopsi sum-sum tulang dapat
dilakukan. Dalam keadaan normal, sel naif di sum sum tulang tidak melebihi 5%,
sedangkan pada orang yang menderita leukemia, sel naif meningkat sampai 30%.
Tetapi pada anak-anak penderita leukemia akut, sel naifnya bisa naik setinggi
80-100%.
Pemeriksaan
sumsum tulang adalah cara yang paling efektif untuk mendiagnosa leukemia.
Sebenarnya diagnosa leukemia sangatlah mudah, yaitu perhitungan sel naif, dan
dikombinasi dengan pemeriksaan klinikal dan pemeriksaan fisik. Namun leukemia
ada berbagain macam, jadi pengobatannya pun tidak selalu sama. Maka dari itu,
penentuan jenis leukemia mana yang diderita sangat amatlah penting untuk
pengobatan selanjutnya.
3) Pemeriksaan immune genotyping: pemeriksaan
ini umumnya memerlukan pemompaan sekitar 2ml sumsum tulang, lalu dengan
menggunakan sebuah zat yang disebut 'monoclonal antibody reagents' untuk
mengidentifikasi sel kanker.
4) Pemeriksaan Cytogenetic: Pemeriksaan
ini juga memerlukan pemompaan sekitar 2ml sumsum tulang untuk memahami sifat
sel kankernya dan kromosomnya. Umumnya hasil pengobatan pasien leukemia yang
memiliki kelainan PH kromosom tidak akan semaksimal dengan pasien penderita
leukemia tanpa kelainan PH kromosom
5) Pemeriksaan Cerebrospinal Fluid: Pemeriksaan Cerebrospinal Fluid dapat
menunjukan apakah otak dan sumsum tulang belakang (pusat sistem saraf) sudah
diinvasi oleh sel kankernya. Secara medis, leukemia tipe ini disebut, 'Central
Nervous System Leukemia'.
H. Penatalaksaan Medis
a) Penatalaksanaan medis
·
Tranfusi darah, biasanya
diberikan jika kadar HB kurang dari 6 g%. Pada trombositopenia yang berat dan
perdarahan masif, dapat diberikan tranfusi trombosit dan bila terdapat
tanda-tanda DIC dapat diberikan Heparin.
·
Kortikosteroid (prednison,
kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah sicapai remisi dosis dikurangi
sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
·
Sistostatika. Selain sitostatika
yang lama (6-markaptopurin atau 6-mp, metotreksat atau MTX) pada waktu
ini dipakai juga yang baru dan lebih poten seperti vinkristin (Oncovin),
rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya. Umumnya
sitaostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednison. Pada
penberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa alopesia (botak),
stomatitis, leukopenia, infeksi skunder atau kandidiasis. Bila jumlah leukosit
kurang dari 2000/mm pemberian harus hati-hati.
·
Infeksi sekunder dihindarkan
(lebih baik pasien dirawat yang suci hama)
·
Imunoterapi, merupakan cara
pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup
rendah, imunoterapi mulai diberikan (mengenai cara pengobatan yang terbaru
masih dalam pengembangan).
·
Transplantasi sumsum tulang
sebagai terapi.
·
Pengobatan leukemia
Pengobatan leukemia
harus disesuaikan dengan jenis leukimianya, antara lain bisa dengan
chemotherapy, radioterapi, immuno therapy, konsumsi obat obatan terpusat dan
penggunaan herbal. Untuk pasien dengan leukemia yang cukup parah, diperlukan
implantasi tulang sumsum.
Pengobatan
leukemia yang paling unggul
Bagian umum, dari
ahli bedah kanker, patologi, ahli radiasi onkologi, ahli kanker minimal
invasif, perawat dan penerjemah, program pengobatan leukimia disesuaikan dengan
hasil konsultasi pasien dengan ahli untuk menciptakan metode pengobatan yang
maksimal.
b)
Penatalaksanaan Keperawatan
Masalah pasien yang perlu
diperhatikan umumnya sama dengan pasien lain yang menderita penyakit darah.
Tetapi karena prognosis pasien pada umumnya kurang menggembirakan (sama seperti
pasien kanker lainnya) maka pendekatan pisikososial harus diutamakan. Yang
perlu dipersiapkan ruangan aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula. Sikap
perawat yang ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien saja tetapi
juga pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka perasaannya jika mengetahui
penyakit anaknya.
IV. KEMOTERAPI LEUKEMIA
Dalam
penanganan kanker, ada 3 modalitas yang digunakan, yaitu kemoterapi, radiasi
dan operasi. Pada leukemia modalitas yang digunakan adalah kemoterapi yang
memakan waktu kurang lebih 2 tahun.
a.
Pengertian Kemoterapi
Merupakan bentuk
pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat – zat
yang dapat menghambat proliferasi sel – sel kanker.
b. Tujuan
Pemberian Kemoterapi
1)
Pengobatan
2)
Mengurangi massa tumor
selain pembedahan atau radiasi
3)
Meningkatkan kelangsungan
hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
4)
Mengurangi komplikasi akibat
metastase
c. Persiapan
dan Syarat Kemoterapi
1)
Persiapan
Sebelum pengobatan
dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi :
a) Darah
tepi; Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit
b)
Fungsi hepar; bilirubin,
SGOT, SGPT, Alkali phospat
c)
Fungsi ginjal; Ureum,
Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serum creatinin meningkat.
d)
Audiogram (terutama pada
pemberian Cis-plastinum)
e)
EKG (terutama pemberian
Adriamycin, Epirubicin)
2)
Syarat
a)
Keadaan umum cukup baik
b)
Penderita mengerti tujuan
dan efek samping yang akan terjadi (Informed Concent).
c)
Faal ginjal dan hati baik
d)
Diagnosis patologik
e)
Jenis kanker diketahui cukup
sensitif terhadap kemoterapi
f)
Riwayat pengobatan
(radioterapi/kemoterapi) sebelumnya
g)
Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000/mm3,
trombosit > 150.000/mm3.
d. Obat
– Obat Kemoterapi
·
Prednison
Terutama dipakai
karena efek antiinflamasinya yang kuat pada penyakit yang melibatkan
banyak sistem organ.
·
Vinkristin (Oncovin)
Adalah agens
antineoplastik yang menghambat pembelahan sel selama metafase. Obat ini dipakai
bersama Cytoxan untuk mengobati ALL.
·
Asparaginase
Menurunkan kadar
asparagin (asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan tumor). Dipakai untuk
mengobati ALL.
·
Metotreksat (Amethopterin)
Digolongkan sebagai
suatu antimetabolit, obat ini menghalangi metabolisme asam folat yang esensial
untuk sintesis nukleoprotein yang diperlukan oleh sel – sel yang cepat
membelah. Dipakai untuk mengobati ALL.
·
Merkaptopurin (purinetol)
Berfungsi menghalangi
sintesis asam nukleat, yang terutama diperlukan bila sel – sel tumbuh dan
memperbanyak dirinya dengan cepat.
·
Sitarabin (Cytosar; Cytosine
Arabinoside)
Sitarabin saat ini
dipakai untuk menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut.
·
Alopurinol (Zyloprim)
Berfungsi menghambat
produksi asam urat dengan cara segera menghambat reaksi biokimia yang
mendahului pembentukan asam urat. Diberikan sebagai profilaksis untuk mencegah
deposit urat jaringan atau batu ginjal pada pasien leukemia yang menjalani
kemoterapi penyebab naiknya asam urat serum.
·
Siklofosfamid (Cytoxan)
Merupakan suatu agens
antitumor kuat dari kelompok mustar nitrogen dan agens pengkelat.
·
Daunorubisin (Daunomycin)
Digunakan untuk
menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut.
e. Cara
Pemberian Obat Kemoterapi
o Intra
vena (IV)
o Intra
tekal (IT)
o Radiosensitzer
o Oral
o Subkutan
dan intramuscular
o Topikal
o Intra
arterial
o Intracavity
o Intraperitoneal/Intrapleural
f.
Efek Samping Kemoterapi
1) Efek
samping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24 jam
pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.
2) Efek
samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan stomatitis.
3) Efek
samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effect) yang timbul beberapa hari
sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, neuropati.
4) Efek
samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul dalam beberapa
bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.
g.
Prosedur Kemoterapi
1)
Persiapan
· Sebelum
diberikan kemoterapi maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan, darah
lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, gula darah, urin lengkap, EKG, foto
thorax AP/lateral, Ekokardiografi, BMP.
· Periksa
protokol dan program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat
sebelumnya.
· Periksa nama
pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat.
· Periksa
adanya inform concernt baik dari penderita maupun keluarga.
· Siapkan obat
sitostatika
· Siapkan
cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit.
· Pengalas
plastik, dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya
· Gaun lengan
panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu
· Spuit
disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc.
· Infus set
dan vena kateter kecil
· Alkohol 70 %
dengan kapas steril
· Bak spuit
besar
· Label obat
· Plastik
tempat pembuangan bekas
· Kardex
(catatan khusus)
2) Prinsip
Kerja Kemoterapi
Prinsip
kerja Kemoterapi adalah membunuh sel-sel yang cepat berkembang biak
(terutama sel-sel kanker) dengan merusak atau mengganggu proses
pembelahan sel.
3) Efek Samping
Kemoterapi dan Penanganannya
Efek samping
kemoterapi yang sering terjadi dan penanganannya:
·
Rambut rontok / menipis
Bersifat
sementara. Rambut akan tumbuh kembali jika obat dihentikan.
·
Mual / muntah
Tetap
berikan makan dalam porsi kecil tapi sering. Hindari makanan yang terlalu
manis, berminyak/ berlemak dan permen. Biasanya diberikan obat anti muntah oleh
dokter.
·
Sembelit
Berikan
makanan tinggi serat, misal sayuran dan buah-buahan. Minum banyak. Biasanya
jika lebih dari 3 hari tidak berak, akan diberikan obat oleh dokter.
·
Diare
Hindari
makanan yang pedas / asam. Beri minum banyak dan makanan yang lunak. Jika
mencret lebih dari 1 hari akan diberikan obat oleh dokter.
·
Stomatitis / sariawan / gomen
Pelihara
kebersihan mulut. Gunakan sikat gigi yang lembut. Biasanya akan diberikan obat
oles oleh dokter.
·
Penurunan daya tahan tubuh
Hindari
sumber-sumber infeksi dengan menjauhkan anak dari orang yang sedang flu, sakit
tenggorokan, cacar air, sakit kulit dan lain-lain. Pelihara kebersihan badan.
Cuci tangan sebelum makan dan sebelum atau setelah menyentuh anak.
·
Perubahan kulit : kering, gatal
Jaga
kebersihan kulit. Gunakan pelembab yang tidak mengandung alkohol. Pakai baju
yang longgar.
4. Syarat
pemberian obat Kemoterapi
Sebelum
pengobatan dimulai beberapa kondisi pasien harus dipenuhi yaitu :
1. Keadaan umum
harus cukup baik
2. Penderita
mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi
3. Faal ginjal
( kadar ureum < 40 mg % dan kadar kreatinin < 1,5 mg % ) dan faal hati
baik
4. Diagnosis
hispatologik diketahui
5. Jenis kanker
diketahui sensitif terhadap kemoterapi
6. Hemoglobin
> 10 gr %
7. Leucosit
> 5000 / ml
8.
Trombosit > 100.000 / ml
V. PERUBAHAN PERILAKU
ORANG TUA
Orangtua
merasa sedih, bingung, marah, cemas, tak percaya, menyalahkan diri sendiri atau
pasangan, serta melakukan pengingkaran saat mendengar anaknya menderita
leukemia. Masalah yang dihadapi anak penderita leukemia adalah kemampuan
inteligensi, perilaku emosi dan sosial yang terganggu, sedangkan pada orangtua
mereka akan mencemaskan masalah seperti beban finansial yang besar, perawatan
yang harus dijalani, diagnosis yang ditegakkan, lama pengobatan dan efek sampingnya
serta hospitalisasi.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sepion (2004) reaksi yang sering muncul pada
orangtua anak pasien leukemia adalah :
1. Isolasi
secara fisik maupun emosi
Perasaan terisolasi fisik berhubungan dengan isolasi anak terhadap orang
tua yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan infeksi. Meskipun orangtua
memahami dan menghargai alasan dilakukan isolasi, tetapi perasaan tersebut
mengandung arti bahwa orangtua dan anak sangat kesepian. Isolasi secara emosi
disebabkan karena orangtua merasa bahwa orang-orang di lingkungannya tidak
selalu tahu bagaimana cara berinteraksi dengannya.
2. Bingung
tentang bagaimana menghadapi reaksi orang lain tentang kondisinya saat ini.
3. Merasa
berbeda dengan orang lain.
4. Perasaan
selalu teringat dengan kejadian yang telah lalu, yaitu saat anaknya pertama
kali terdiagnosis kanker, orangtua sulit melupakan pengalaman tersebut.
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena
suatu alas an yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di
RS, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Perasaan yang sering muncul pada anak :
Cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2000). Timbul karena :
·
Menghadapi sesuatu yang baru
dan belum pernah dialaminya
·
Rasa tidak aman dan nyaman
·
Perasaan kehilangan sesuatu
yang biasa dialaminya dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan
Reaksi Hospitalisasi Pada Orang Tua
1. Perasaan
cemas dan takut
·
Perasaan cemas dan takut : mendapat
prosedur menyakitkan
·
Cemas paling tinggi :
menunggu informasi tentang diagnosa penyakit anaknya
·
Takut muncul : takut
kehilangan anak pada kondisi sakit terminal
·
Perilaku : sering bertanya /
bertanya tentang hal yang sama secara berulang-ulang pada orang yang berbeda,
gelisah, ekspresi wajah tegang dan marah
2. Perasaan
sedih
·
Muncul pada saat anak dalam
kondisi terminal
·
Perilaku : isolasi, tidak
mau didekati orang lain, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
3. Perasaan
frustasi
·
Putus asa dan frustasi :
anak yang telah dirawat cukup lama dan tidak mengalami perubahan, tidak
adekuatnya dukungan psikologis
·
Perilaku : tidak kooperatif,
putus asa, menolak tindakan, menginginkan pulang paksa
MENGATASI
DAMPAK HOSPITALISASI
1.
Meminimalkan stresor atau penyebab
stress
·
Untuk mencegah atau
meminimalkan dampak perpisahan :
o Libatkan
orangtua berperan aktif dalam
perawatan anak
o Beri
kesempatan orangtua untuk melihat anak setiap
saat
o Modifikasi
ruang perawatan : membuat situasi ruang rawat seperti di rumah
o Pertahankan
kontak dengahn kegiatan sekolah
·
Untuk mencegah perasaan
kehilangan control :
o Hindari
pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif terhadap petugas kesehatan
o Buat
jadwal kegiatan untuk proserdur terapi, latihan, bermain dan aktivbitas lain
dalam perawatan
o Fokuskan
intervensi kep. Pada upaya untuk mengurangi ketergantungan
·
Untuk meminimalkan rasa
takut terhadap cedera & rasa nyeri :
o Siapkan
psikologis anak dan orang tua : tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri
o Lakukan
permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik anak
o Pertimbangkan
untuk menghadirkan orang tua pada saat anak dilakukan tindakan
o Tunjukkan
sikap empati
o Lakukan
persiapan khusus jauh hari sebelumnya apabila memungkinkan
2.
Memaksimalkan manfaat
hospitalisasi
·
Bantu perkembangan ortu dan
anak
·
Beri kesempatan ortu untuk
belajar tentang penyakit anak, terapi yang didapat dan prosedur keperawatan
·
Berikan kesempatan pada anak
untuk mengambil keputusan
·
Fasilitasi anak untuk tetap
menjaga sosialisasinya sesama pasien yang ada, teman sebaya atau teman sekolah
3.
Memberikan dukungan pada
anggota keluarga lain
·
Berikan dukungan pada
keluarga untuk mau tinggal dengan anak di RS
·
Fasilitasi keluarga untuk
berkonsultasi pada psikolog atau ahli agama : keluarga mengalami masalah psikosoasial
daa spiritual
·
Beri dukungan kepada
keluarga untuk menerima kondisi anaknya dengan nilai yang diyakini
4.
Mempersiapkan anak untuk
mendapatkan perawatan di RS
·
Siapkan ruang rawat sesuai
dengan tahap usia dan jenis penyakit dengan peralatan yang diperlukan
·
Oriantasikan anak dengan
situasi RS bila anak harus dirawat secara berencana
·
Kenalkan perawat dan dokter
yang merawatnya
·
Kenalkan dengan pasien anak
lain yang akan menjadi teman sekamar
·
Jelasakan aturan RS yang
berlaku dan jadwal kegiatan yang diikuti
·
Laksanakan pengkajian
riwayat keperawatan
·
Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya
ASUHAN KEPERAWATAN LEUKEMIA AKUT
Dalam BAB ini kami akan memaparkan Asuhan
Keperawatan pada klien An. Fetir dengan gangguan Leukimia akut yang dirawat di
RSUPN Cipto Mangunkusumo
1. PENGKAJIAN
1)
Data
Pasien :
Nama : An. Fetir
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Februari 2008
Umur : 4 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pekerjaan : -
Status perkawinan : Belum nikah
Status pendidikan : -
2)
Riwayat
penyakit :
a.
Keluhan
Utama :
Klien datang ke RS dengan
kurang gairah dan rambut rontok. Ibu
klien mengatakan anaknya berubah drastis dari energik dan aktif jadi pasif,
rewel,mudah cape, lesu. Ibu klien mengatakan bingung dengan keadaan anaknya.
b.
Riwayat
Penyakit Sekarang :
Ibu
klien mengatakan anaknya berubah drastis dari energik dan aktif jadi pasif,
rewel,mudah cape, lesu. Hasil pemeriksaan darah diketahui K=3mEq/L,
Na=130mEq/l, HCO3=15mEq/l. Hasil pemeriksaan diagnostik dinyatakan adanya
sel-sel kanker pada sel darah putih.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Ibu klien mengatakan
perubahan anaknya telah berlangsung lama, dan kulit klien terlihat putih tapi
pucat.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang
mempunyai penyakit leukemia
3) Pemeriksaan fisik
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
a) Aktivitas /
istirahat
-
Gejala :
keletihan, kelemahan, malaise umum, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
biasanya
-
Tanda :
kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur.
b) Sirkulasi
-
Gejala :
palpitasi
-
Tanda :
takikardi, murmur jantung, kulit membrane mukosa pucat, deficit saraf cranial
dan atau tanda pendarahan / cerebral
c)
Integritas ego
-
Gejala :.
Perasaan tak berdaya/tak ada harapan
-
Tanda :
depresi, menarik dari, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan alam
perasaan, kacau.
d)
Eleminasi
-
Gejala :
diare : nyeri tekan perianal, nyeri. Darah merah terang pada tisu, feses hitam,
darah pada urine, penurunan haluaran urin.
e)
Makanan/cairan
-
Gejala :
kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah, prubahan rasa / penyimpangan rasa,
penurunan BB.
-
Tanda :
Distensi abdominal, penurunan bunyi usus,
f)
Neurosensori
-
Gejala : kurang /
penurunan kordinasi-kordinasi, perubahan aloam perasaan, kacau, disorientasi
kurang konsentrasi, pusing : kebas, kesemutan, parestesia
-
Tanda : otot
mudah terangsang, aktivitas kejang
g)
Nyeri/kenyamanan
-
Gejala : nyeri
abdomen, sakit kepala, nyeri tulang/sendi, nyeri tekan sterna, keram otot
-
Tanda : perilaku
berhati-hati/distraksi, gelisah, focus pada diri sendiri.
h)
Pernapasan
-
Gejala : nafas pendek dengan kerja minimal,
-
Tanda : dispnea,
takipnea, batuk, gemericik, ronchi, penurunan bunyi nafas
i)
Keamanan
-
Gejala : riwayat infeksi saat ini / dahulu : jatuh, gangguan penglihatan atau
kerusakan, pendarahan spontan, tak terkontrol dengan trauma minimal.
-
Tanda : demam,
infeksi, kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarahjan gusi,/ epistaksis,
pembesaran nodus limfe, limpa/hati ( sehubung dengan infeksi jaringan ),
papiledema dan eksoftalmus, infilltrat, leukemik pada dermis
j)
Seksualitas
-
Gejala :
perubahan libido, perubahan aliran menstruasi, monoragia, impoten.
2.
DATA FOKUS
DATA
SUBJEKTIF
|
DATA OBJEKTIF
|
1.
Ibu mengatakan bahwa anak berubah drastic dari
energik
2.
Ibu mengatakan anak aktif
jadi pasif
3.
Ibu mengatakanrewel
4.
Ibu mengatakan anak mudah
cape
5.
Ibu mengatakan anak lesu
6.
kulit anaknya putih tapi
putih pucat
7.
Kemungkinan klien
mengatakan kehilangan nafsu makan, anoreksia
dan muntah
8.
Kemungkinan
klien mengatakan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas biasanya
9.
Kemungkinan
klien mengatakan takut
10.
Kemungkinan
klien mengatakan diare
11.
Kemungkinan
klien mengatakan muntah
12.
Kemungkinan
klien mengatakan lemas
13.
Kemungkinan klien
mengatakan menggigil
|
1. pemeriksaan
labolatorium
·
K : 3 mEq/L
·
Na : 130 mEq/L
·
HCO3 : 15 mEq/L
2. pada
saat dilakukan pemeriksaan fisik terdapat sel-sel kanker pada sel darah putih
3. Terlihat
perubahan BB pada klien dari 15,5kg menjadi 15,1kg
4. Klien
terlihat Kurang gairah
5. Klien
terlihat Pasif
6. Terlihat
Rambut klien rontok
7. Kemungkinan
ditemukan porsi makan klien tidak habis
8. Kemungkinan
ditemukan ( TTV = TD : 80/70 , HR : 90X/MENIT , RR : 24X/MENIT , T : 380C
)
9. Kemungkinan
ditemukan penurunan berat badan
10. Kemungkinan
klien terlihat marah
11. Kemungkinan
klien terlihat cemas
12. Klien
terlihat keringat dingin
|
3. ANALISA DATA
DATA
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
DS:
-
Ibu mengatakan bahwa anak
berubah aktif jadi pasif
-
Ibu mengatakan anak lesu
-
Ibu mengatakan anak mudah
cape
-
Ibu mengatakan bahwa anak rewel
-
Kemungkinan klien
mengatakan kehilangan nafsu makan
DO:
-
Anak terlihat perubahan BB
: 15.1 kg sebelumnya 15.5 kg
-
anak terlihat Kurang
gairah
-
anak terlihat mual
-
anak terlihat muntah sehari 3 kali
|
Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Intake
yang tidak adekuat
|
DS
:
-
Kemungkinan
klien mengatakan diare
-
Kemungkinan
klien mengatakan muntah
-
Kemungkinan
klien mengatakan lemas
DO:
-
pemeriksaan labolatorium
·
K : 3 mEq/L
·
Na : 130 mEq/L
·
HCO3 : 15 mEq/L
|
Gangguan ketidakseimbangan cairan dan eliktrolit
|
Kehilangan berlebihan, misalnya ; muntah, perdarahan
Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.
|
DS
:
-
Kemungkinan klien
mengatakan lemas
-
Kemungkinan klien
mengatakan menggigil
DO:
-
Kemungkinan ditemukan (
TTV = TD : 80/70 , HR : 60X/MENIT , RR : 12X/MENIT , T : 380C )
|
Resiko
infeksi
|
menurunnya
sistem pertahanan tubuh
|
DS
:
-
Ibu mengatakan anak berubah
drastic dari energik
-
Ibu mengatakan anak aktif
jadi pasif
-
Ibu mengatakan anak mudah
cape
-
Ibu mengatakan anak lesu
DO:
-
Terlihat Kurang gairah
-
Terlihat Pasif
-
Kemungkinan ditemukan (
TTV = TD : 80/70 , HR : 60X/MENIT , RR : 12X/MENIT , T : 380C )
|
Intoleransi aktivitas
|
Kelemahan umum ; penurunan cadangan energi
|
DS
:
-
Ibu mengatakan anak Rewel
-
Kemungkinan
klien mengatakan takut
DO:
-
Kemungkinan klien terlihat
marah
-
Kemungkinan klien terlihat
cemas
|
Kurang
pengetahuan
|
Salah interpretasi informasi
|
|
ansietas
|
Ancaman terhadap atau perubahan status kesehatan, status
sosioekonomis, fungsi peran
|
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TANGGAL
DITEMUKAN
|
TANGGAL TERATASI
|
1. Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia, mual, muntah
2. Gangguan ketidakseimbangan cairan dan eliktrolit b.d kehilangan
cairan yang berlebih
3.
Resiko infeksi b.d menurunnya
sistem pertahanan tubuh
4.
Intoleransi
aktivitas b.d Kelemahan umum ; penurunan cadangan energy
5.
Kurang pengetahuan b.d Salah interpretasi informasi
6.
Resiko nyeri b.d Agen kimia
|
21-11-2012
21-11-2012
21-11-2012
21-11-2012
21-11-2012
21-11-2012
|
24-11-2012
24-11-2012
24-11-2012
24-11-2012
24-11-2012
24-11-2012
|
7.
INTERVENSI
NO DX
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·
Porsi makan habis
·
Pasien tidak lemah
|
- Dorong
orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan ( jelaskan bahwa hilangnya nafsu
makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi )
- Izinkan
anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk
memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat ( untuk mempertahankan nutrisi yang
optimal )
- Berikan
makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen
( untuk memaksimalkan kualitas intake
nutrisi )
- Izinkan
anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan ( untuk mendorong agar anak mau
makan )
- Dorong
masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering ( karena jumlah yang kecil biasanya
ditoleransi dengan baik )
- Dorong
pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient ( kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan
untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting
dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat )
- Timbang
BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep ( membantu dalam mengidentifikasi
malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran
antropometri kurang dari normal )
|
2
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·
Diare pasien hilang
·
Pasien tidak lemas
·
Pasien tidak muntah
|
- Pantau masukan dan haluaran
( untuk mengontrol keseimbangan cairan )
- Dorong makanan dan cairan tinggi natrium
( untuk memaksimalkan natrium yang ada di dalam tubuh )
- Pantau elektrolit ( untuk
mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan terapi )
- Pantau pemberian kalium intravena dengan menggunakan
alat infuse mikrodrop atau minidrop ( untuk
menjamin pemberian terkontrol dari obat-obatan )
- Dorong masukan makanan dan cairan tinggi kalium
( untuk memaksimalkan kalium dalam tubuh )
|
3
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·
Pasien tidak mengigil
·
Pasien tidak lemas
|
-
Pantau suhu dengan teliti ( untuk mendeteksi kemungkinan
infeksi )
-
Tempatkan anak dalam ruangan khusus ( untuk meminimalkan terpaparnya
anak dari sumber infeksi )
-
Anjurkan semua pengunjung dan staff
rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik ( untuk meminimalkan pajanan pada
organisme infektif )
-
Evaluasi keadaan anak terhadap
tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi
mukosa, dan masalah gigi
( untuk intervensi dini penanganan infeksi )
-
Inspeksi membran mukosa mulut.
Bersihkan mulut dengan baik
( rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme )
-
Berikan periode istirahat tanpa
gangguan ( menambah
energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler )
-
Berikan diet lengkap nutrisi sesuai
usia ( untuk
mendukung pertahanan alami tubuh )
-
Berikan antibiotik sesuai ketentuan ( diberikan sebagai profilaktik
atau mengobati infeksi khusus )
|
4
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·
Pasien menjadi aktif
·
Pasien bergairah kembali
|
-
Evalusi
laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam
aktifitas sehari-hari ( untuk memantau
perkembangan aktifitas klien )
-
Berikan
lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
( menghemat energy untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyembuhan
jaringan )
-
Implementasikan
teknik penghematan energy cotoh lebih baik duduk dari pada berdiri
( memaksimalkan sediaan energy untuk tugas perawatan diri )
|
5
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·
Pasien tidak Rewel
·
Kemungkinan
klien tidak mengatakan takut
|
-
Berikan
penyuluhan tentang penyakit leukemia (
untuk antisipasi agar klien tidak cemas terhadap penyakit tersebut )
-
Kaji
ulang patologi bentuk khusus leukemia dan berbagai bentuk pengobatan
( untuk memaksimalkan pengobatan )
|
6
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
·
Pasien tidak rewel
·
Nafsu makan pasien
bertambah
|
-
Selidiki
keluhan nyeri ( untuk membantu mengkaji kebutuhan
untuk intervensi )
-
Kaji
TTV ( untuk mengetahui status pasien )
-
Tempatkan
pada posisi nyaman dan sokong sendi (
untuk menurunkan ketidak nyamanan tulang atau sendi )
-
Berikan
obat analgesic ( untuk mengurangi nyeri )
|
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/
Tanggal
|
No.DX
|
Implementasi
dan Hasil
|
Paraf
|
|
1
|
1. Mendorong
orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan
2. Mengizinkan
anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk
memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat
3. Memberikan
makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen
4. Mengizinkan
anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
5. Mendorong
masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
6. Mendorong
pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
7. Menimbang
BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep
|
|
|
2
|
1. Memantau
masukan dan haluaran
2. Mendorong
makanan dan cairan tinggi natrium
3. Memantau
elektrolit
4. Memantau
pemberian kalium intravena dengan menggunakan alat infuse mikrodrop atau
minidrop
5. Mendorong
masukan makanan dan cairan tinggi kalium
|
|
|
3
|
1. Memantau
suhu dengan teliti
2. Menempatkan
anak dalam ruangan khusus
3. Menganjurkan
semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci
tangan dengan baik
4. Mengevaluasi
keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat
penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
5. Menginspeksi
membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik
6. Memberikan
periode istirahat tanpa gangguan
7. Memberikan
diet lengkap nutrisi sesuai usia
8. Memberikan
antibiotik sesuai ketentuan
|
|
|
4
|
1. Mengevalusi
laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam
aktifitas sehari-hari
2. Memberikan
lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
3. Mengimplementasikan
teknik penghematan energy cotoh lebih baik duduk dari pada berdiri
|
|
|
5
|
1. Memberikan
penyuluhan tentang penyakit leukemia
2. Mengkaji
ulang patologi bentuk khusus leukemia dan berbagai bentuk pengobatan
|
|
|
6
|
1. Menyelidiki
keluhan nyeri
2. Mengkaji
ttv
3. Menempatkan
pada posisi nyaman dan sokong sendi
4. Memberikan
obat analgesic
|
|
6. EVALUASI
Hari
/ Tanggal
|
No.
DX
|
Evaluasi
|
Paraf
|
|
1
|
S:
klien terlihat tidak lemah / terlihat segar
O:
porsi makan klien habis
A:
Masalah sudah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
|
|
|
2
|
S: klien tidak muntah lagi
O:
pemeriksaan Lab K : 3.5 DAN Na : 137
A:
Masalah sudah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
|
|
|
3
|
S:
Pasien sudah tidak mengigil
O:
suhu : 360C
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
|
|
|
4
|
S:
anak mengatakan tidak lemas
O:
anak terlihat aktif
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
|
|
|
5
|
S:
klien tidak takut
O:
klien tidak marah-marah lagi ( lebih rilex )
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
|
|
|
6
|
S: nyeri hilang
O:
facial skale : 0
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
|
|
BAB III
PENUTUP
Leukemia
adalah suatu jenis kanker yang dimulai dari sel darah putih. Dalam keadaan
normal, sel darah putih, berfungsi sebagai pertahanan tubuh, akan terus
membelah dalam suatu kontrol yang teratur. Penyebab penyakit ini tidak
diketahui secara pasti. Leukemia berasal dari mutasi yang terjadi pada spesifik
protein yang disebut juga dengan gen yang mengkontrol perkembangan dan
pertumbuhan dari sel darah. Akibatnya sel berkembang dan bertumbuh tidak
terkontrol
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan
Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.