Rabu, 23 Oktober 2013

HIPOTIROID

KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan atas limpahan rahmat dan berkahnya yang diberikan kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Hipotiroid”. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Sistem endokrin . Terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini baik yang terlibat secara langsung maupun yang tidak.

            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat kami harapkan agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi.


Jakarta,     Maret 2013


Tim Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya , sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal yang terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.
1.2. Rumusan Masalah
      1.Apakah definisi dari hipotiroid?
2.      Bagaimana etilogi dari hipotiroid?
3.      Apakah manifestasi klinis darihipotiroid?
4.      Bagaimana patofisiologi padahipotiroid?
5.      Bagaimana penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid?
6.      Bagaimana pengkajian pada klien dengan hipotiroid?
7.      Bagaimana diagnosa pada klien dengan hipotiroid?
8.      Bagaimana intervensi pada klien dengan hipotiroid?

1.3  Tujuan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid.

Tujuan Khusus
1)      Mampu menjelaskan definisi Hipotiroid.
2)      Mampu menjelaskan penyebab penyakit Hipotiroid.
3)      Mampu menjelaskan gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4)      Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid.


1.4  Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1)      Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipotiroid.
2)      Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hipotiroid.
3)      Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4)      Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan pasien pada penyakit Hipotiroid.


BAB II

A.    ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).

Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
a)      Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis
b)      Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
c)      Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
d)     Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
e)      Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.
f)       Merangsang pembentukan sel darah merah
g)      Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
h)      Bereaksi sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.

Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid Ada 7 tahap, yaitu:
1.      Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh TSH.
2.      Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi kadar  iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.
3.      Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang terbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula.
4.      Penimbunan (storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
5.      Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.
6.      Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
7.      Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.
Efek Primer Hormon Tiroid
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek primer hormon tiroid adalah:
a)      Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
b)      Merangsang  kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran. Kedua fungsi bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi peningkatan laju metabolisme basal, pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
c)      Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan frekuensi jantung.
d)     meningkatkan responsivitas emosi.
e)      Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan kontraksi otot rangka.
f)       Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
Pengaturan Faal Tiroid
Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :
1.      TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat di hipotalamus. TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
2.      TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel tiroid (TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat.
3.      Umpan balik sekresi hormon
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH.
EVALUASI KELENJAR TIROID
Pada pasien yang mengalami pembesaran kelenjar tiroid (goiter), pemeriksaan kelenjar sangatlah penting dan dapat ditunjang dengan memilih tes fungsi tiroid yang optimal, seorang ahli bedah harus mengetahui metode yang sistematis untuk melakukan pemeriksaan, yang harus diperhatikan pada pemeriksaan adalah besar, konsistensi, penampang, perlengketan pada trakea dari kelenjar tiroid, serta melakukan palpasi pada KGB daerah servikal.
Serum T3, T4, TSH dapat diperiksa secara akurat dengan radioimmunoassay, T4 juga dapat diperiksa dengan metode competitive protein binding. Dengan tes sensitive TSH dapat digunakan untuk mengetahui keadaan pasien dengan hipertiroid atau hipotiroid, Pengukuran T3RU secara in vitro dapat secara langsung mengetahui konsentrasi dari tiroksin binding globulin di dalam serum.
Pengukuran serum T4 dan TSH menggunakan tes sensitive tinggi TSH merupakan cara terbaik dalam menentukan fungsi tiroid, pengukuran T3 biasanya di barengi dengan pemeriksaan T3RU untuk mengkoreksi pertukaran ikatan protein. Sebagai contoh pada pasien yang hamil atau sedang mengkonsumsi esterogen yang tinggi terdapat peningkatan T4 tetapi T3Runya menurun, jadi nilai tiroid indexnya normal (T4 x T3RU). Pengukuran kadar T3 dilakukan pada pasien dengan kecurigaan hipertiroidism.

TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID


2.1   Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.

2.2   Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.
a)      Hashimoto's thyroiditis
b)      Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c)      Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d)     Penyakit pituitari atau hipotalamus
e)      Obat-obatan
f)       Kekurangan yodium yang berat

2.3   Jenis-jenis Hipotiroid
Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder) atau pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier.
a.  Primer
1)      Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium
2)      Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron
b. Sekunder :
kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)

2.4   Gejala- gejala hipotiroid
Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum sebagai berikut:
a)      Kelelahan
b)      Depresi
c)      Kenaikkan berat badan
d)     Ketidaktoleranan dingin
e)      Ngantuk yang berlebihan
f)       Rambut yang kering dan kasar
g)      Sembelit
h)      Kulit kering
i)        Kejang-kejang otot
j)        Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
k)      Konsentrasi menurun
l)        Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
m)    Kaki-kaki yang bengkak

Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengkak disekeliling mata, suatu denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang berat, suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka trauma.
Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan hormon-hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).

2.5  Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.













Rounded Rectangle: Defisiensi iodium, disfungsi hipofisis, disfungsi TRH hipotalamus
 






















2.6  Gambaran Klinis
a)      Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
b)      Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan curah jantung.
c)      Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki.
d)     Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
e)      Konstipasi
f)       Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g)      Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh

2.7  Pemeriksaan Diagnostik
a)      Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH (Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.
b)      Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).
c)      Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur level TSH.
d)     Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
1.      free triiodothyronine (fT3)
2.      free levothyroxine (fT4)
3.      total T3
4.      total T4
5.      24 hour urine free T3

2.8  Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

   Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Hypothyroid
Kasus
Ny. N 45 tahun dirawat dengan keluhan tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh, dia tidak mngerti kenapa ini terjadi? Keluhan lainnya suka merasa dingin walaupun udara dilingkungan sangat panas. Ners Jimmy melakukan pemeriksaan fisik didapat TD : 90/60 mmHg , Nadi : 64 x/menit , Suhu : 37,3oC. Miksedema ; hasil rontgen thorax : efusi pleura.
1.    PENGKAJIAN
1)      Data Pasien :
Nama                                         : Ny. N
Tempat, Tanggal Lahir               : Jakarta, 23 Februari 1968
Umur                                          : 45 tahun
Jenis kelamin                              : Perempuan
Agama                                       : Islam
Suku                                           : Jawa
Pekerjaan                                   : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan                     : Menikah
Status pendidikan                      : SLTA
Diagnosa medis                         : Hypothyroid

2)      Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 11 Maret 2013 dengan keluhan keluhan tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami hypothyroid
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hypothyroid
3)      Pemeriksaan fisik
a.      Pola Istirahat dan Tidur
Sangat malas beraktivitas, dan  ingin tidur sepanjang hari
b.      Sistem pencernaan
Lidah tampak menebal, nafsu makan berkurang, anoreksia, peningkatan berat badan, konstipasi, distensi abdomen.                            
c.       Sistem kardiovaskuler
Perbesaran jantung, disritmia, hipotensi, nadi lambat, penurunan  frekuensi  denyut  jantung, penurunan curah jantung
d.      Sistem musculoskeletal
Parastesia dan reflek tendon menurun, gerak-gerik klien sangat lamban, lemah, cepat lelah, sakit pada sendi dan otot, gerakan yang canggung lamban
e.       Sistem neurologic
Berbicara lambat, kelopak mata turun, wajah bengkak, pusing, pucat, perlambatan daya pikir, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran.
f.       Sistem reproduksi
Pada wanita : terjadi perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa menstruasi yang memanjang. Pria : penurunan libido, impoten.
g.      Sistem Integumen
Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin dan pucat, tidak tahan terhadap dingin, Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki, pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan pertumbuhannya buruk.
h.      Emosi/psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri, depresi, apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.





2.      DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1.        Klien mengeluh tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini
2.        Klien mengeluh suka sesak
3.        Klien mengeluh rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir
4.        Klien mengatakan suaranya sudah seminggu ini parau
5.        Klien mengatakan kuku juga mudah rapuh
6.        Klien tidak mengerti kenapa ini terjadi
7.        Klien mengeluh suka merasa dingin walaupun udara dilingkungan sangat panas.
8.        Kemungkinan klien mengeluh malas beraktivitas
9.        Kemungkinan klien ingin tidur sepanjang hari
10.    Kemungkinan klien mengeluh konstipasi,
11.    Kemungkinan klien mengatakan mengalami penurunan berat badan
12.    Kemungkinan klien mengeluh sakit pada sendi dan otot
13.    Kemungkinan klien mengeluh pusing
14.    Kemungkinan klien mengatakan perubahan menstruasi, masa menstruasi yang memanjang
15.    Kemungkinan klien mengatakan tidak tahan terhadap dingin,
1.      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
RR : 25 x/menit kedalaman nafas dangkal, suara tambahan wheezing
T3 :
T4 :
2.      Miksedema
3.      Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
4.      Kemungkinan klien terlihat malas beraktivitas
5.      Kemungkinan lidah klien tampak menebal
6.      Kemungkinan klien terlihat penurunan reflek tendon
7.      Kemungkinan klien terlihat gerak-gerik sangat lamban,
8.      Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat lelah,
9.      Kemungkinan klien terlihat gerakan yang canggung lamban
10.  Kemungkinan klien terlihat berbicara lambat dan terbata-bata
11.  Kemungkinan klien terlihat kelopak mata turun dan wajah bengkak,
12.  Kemungkinan klien terlihat mengalami perlambatan daya pikir
13.  Kemungkinan klien terlihat mengalami gangguan memori
14.  Kemungkinan klien terlihat perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung
15.  Kemungkinan kulit klien teraba kasar, tebal, bersisik, dingin dan pucat
16.  Kemungkinan klien terlihat adanya pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
17.  Kemungkinan klien terlihat pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
18.  Kemungkinan terlihat rambut klien kering, kasar; dan pertumbuhannya buruk

3.    ANALISA DATA
DATA
PROBLEM
ETIOLOGI
DS :
·      Klien mengeluh suka sesak
·      Klien mengatakan suaranya sudah seminggu ini parau
·      Kemungkinan klien mengatakan kesulitan saat bernapas
DO:
·      Tanda-tanda vital :
RR : 25 x/menit kedalaman nafas dangkal, suara tambahan wheezing
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
·      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
·      Klien terlihat sesak napas
·      Kemungkinan klien terlihat menggunakan otot bantu pernapasan
·      Kemungkinan klien terlihat memegangi dada
·      Kemungkinan klien terlihat cemas dan gelisah
Pola napas tidak efektif
Depresi ventilasi
DS :
·      Klien mengeluh suka sesak
·      Klien mengatakan suaranya sudah seminggu ini parau
·      Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO:
·      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
T3 :
T4 :
·      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
·      Klien terlihat pucat
·      Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat lelah,
·      Kemungkinan klien mengalami perbesaran jantung
·      Kemungkinan klien terlihat memegangi dada
Penurunan curah jantung
Degenerasi otot jantung (miokarditis)
DS :
·      Klien mengeluh tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini
·      Klien mengeluh suka sesak
·      Klien mengeluh rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir
·      Klien mengatakan kuku juga mudah rapuh
·      Kemungkinan klien mengeluh malas beraktivitas
·      Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO :
·      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
·      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
·      Kemungkinan klien terlihat malas beraktivitas
·      Kemungkinan lidah klien tampak menebal
·      Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat lelah,
·      Kemungkinan kulit klien teraba kasar, tebal, bersisik, dingin dan pucat
Perubahan  nutrisi kurang dari kebutuhan
Peningkatan metabolisme
DS :
·      Klien mengatakan tidak mengerti kenapa ini terjadi
·      Kemungkinan klien mengeluh pusing
·      Kemungkinan klien mengeluh tentang sakit dan gejala yang dialami
·      Kemungkinan klien mengatakan hal yang sama berulang
DO:
·      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
·      Miksedema
·      Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
·      Kemungkinan klien terlihat mengalami perlambatan daya pikir
·      Kemungkinan klien terlihat mengalami gangguan memori
·      Kemungkinan klien terlihat kurang perhatian, letargi atau somnolen, bingung
Perubahan  proses berpikir
Perubahan fisiologis : penurunan stimulasi SSP

4.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DITEMUKAN
TANGGAL TERATASI
1.      Pola napas tidak efektif b.d depresi ventilasi

2.      Penurunan curah jantung b.d miokarditis, pembesaran jantung

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan metabolisme

4.      Perubahan proses berpikir b.d perubahan fisiologis : penurunan stimulasi SSP
11 03 2013



11 03 2013




11 03 2013





11 03 2013



14 03 2013



14 03 2013




14 03 2013





14 03 2013






5.      INTERVENSI
NO DX
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah keperawatan pola napas tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil :
·         Menunjukkan pola napas efetif
·          Frekuensi dan kedalaman dalam keadaan normal
·         Paru-paru jelas/bersih
·         Berpartisipasi dalam aktivitas meningkatkan fungsi paru
Mandiri :
1.     Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernapasan, termasuk penggunaan otot bantu / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya meningkat. Dispnea dan terjadi peningkatan kerja napas. Kedalam pernapasan bervariasi tergantng derajat gagal napas. Ekspansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis atau nyeri dada pleuritik.
2.     Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius, seperti krekels, mengi, gesekan pleural.
Rasional : bunyi napas menurun ada bila jalan napas obstruksi sekunder terhadap perdarahan, bekuan atau kolaps jalan napas kecil (atelektasis). Ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan napas / kegagalan pernapasan
3.     Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidur dan ambulasi sesegara mungkin
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernapasan. Pengubahan posisi dan ambulasi meningkatkan pengisisan udara segmen paru berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.
4.     Dorong / bantu pasien dalam napas dalam dan latihan batuk.
Rasional : dapat meningkatkan/ banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidaknyamanan upaya bernapas.
Kolaborasi
5.     Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : menurunkan hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi serebral dan tekanan  meningkat/terbentuknya edema
6.     Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebuliser ultrasonik
Rasional : memberikan kelembaban pada membra mukosa
2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah keperawatan penurunan curah jantung dapat teratasi dengan kriteria hasil :
·         Penurunan episode dispnea, angina dan disritmia
·         Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung
Mandiri
1.      Pantau frekuensi / irama jantung
Rasional : takikardi atau disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk menigkatkan curahnya berespons pada demam, hipoksia dan asiodosis karena iskemia
2.      Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4
Rasional : memeberikan deteksi dini dan terjadinya komplikasi misalnya gagal jantung, tamponade jantung
3.      Dorong tirah baring dalam posisi semi-fowler
Rasional : menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung
4.      Berikan tindakan kenyamanan misalnya gosokan punggung dan perubahan posisi dan kativitas hiburan dalm toleransi jantung
Rasional : meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian
5.      Dorong penggunaan teknik manajemen stres misalnya bimbingan imajinasi, latihan pernapsan.
Rasional : perilaku yang bermanfaat mengontrol ansietas, meningkatkan relaksasi, menurunkan beban kerja jantung
6.      Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, peningkatan CVP, perubahan tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran.
Rasional : manifestasi klinis dari tamponade jantung yang dapat terjadi pada perikarditis bila akumulasi cairan dalam kantung perikardia membatasi pengisian curah jantung
7.      Evaluasi keluhan lelah, dispnea, palpitasi, nyeri dada kontinu
Rasional : manifestasi klinis dari GJK yang dapat menyertai endokarditis atau miokarditis
Kolaborasi :
8.      Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : meningkatkan kesediaan oksigen untuk fungsi miokard dan menurunakn efek metabolisme anaerob yang terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan asiodosis
9.      Berikan obat-obatan sesuai indikasi misalnya digitalis atau diuretik
Rasional : dapat diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan beban kerja jantung pada adanya miokarditis
3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
·         Menunjukkan berat badan stabil atau meningkat
·         Peningkatan kekuatan otot
Mandiri 
1.     Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual atau muntah
Rasional : kekuarangan kortisol dapat menyebabkan gejala gastrointestinal berat yang mempengaruhi pencernaan dan absorpsi dari makanan
2.     Catat adanya kulit yang dingin atau basah, perubahan tingkat kesadaran, nadi yang cepat, peka rangsang, nyeri kepala, sempoyongan
Rasional : gejala hipoglikemia dengan timbulnya tanda tersebut mungkin perlu pemberian glukosa dan mengidentifikasikan pemberian tambahan glukokortikoid
3.     Pantau pemasukan maknaan dan timbang berat badan setiap hari
Rasional : anoreksia, kelemahan dan kehilangan pengaturan metabolisme oleh kortisol terhadap maknana dapat megakibatkan penurunan berat badan dan terjadinya malnutrisi
4.     Catat muntah mengenai jumlah kejadian atau karakteristik lainnya
Rasional : ini dapat membantu untuk menentukan derajat kemampuan pencernaaan atau absorpsi makanan.
5.     Berikan atau bantu perawatan mulut
Rasional : mulut yang bersih dapat meningkatkan napsu makan
6.     Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan contoh bebas dari bau tidak sedap, tidak terlalu ramai, udara yang tidak nyaman
Rasional : dapat meningkatkan napsu makan dan memperbaiki pemasukan makanan.
7.     Berikan informasi tentang menu pilihan
Rasional : perencanaan menu yang disukai pasien dapat menstimulasi napsu makan dan meningkatkan pemasukan makanan.
Kolaborasi
8.     Berikan cairan IV
Rasional : memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi sampai masukan oral dapat dimulai.
9.     Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya Hb/Ht dan elektrolit
Rasional : indikator kebutuha cairan / nutrisi dan keefktifan terapi dan terjadinya komplikasi
10. Berikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin, propantelin bromida
Vitamin larut dalam lemak : B12, Kalsium
Rasional : mengontorl dan meningkatkan pencernaan dan absorpsi nutrien.
4
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah keperawatan perubahan proses berpikir mengenai kondisi dan pengobatan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
·         Berpartisipasi dalam proses belajar
·         Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / prognosis dan aturan terapeutik
·         Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan
1.    Orienteasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
Rasional :meningkatkan pola pikir dan daya ingat klien tentang sesuatu
2.    Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktivitas yang tidak bersifat mengancam
Rasional : memudahkan stimulasi dalam batas-batas toleransi pasien terhadap stres
3.    Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit
Rasional : meyakinkan pasien dan keluarga tentang penyebab perubahan kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit
Kolaborasi :
4.    Konsultasikan dengan ahli Psikologi tentang therapy yang cocok untuk masalah klien
Rasional : memperbaiki proses berpikir

6.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
No.DX
Implementasi dan Hasil
Paraf

1
1.      Mengkaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernapasan, termasuk penggunaan otot bantu / pelebaran nasal.
2.      Mengauskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius, seperti krekels, mengi, gesekan pleural.
3.      Meninggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidur dan ambulasi sesegara mungkin
4.      Mendorong atau membantu pasien dalam napas dalam dan latihan batuk.
5.      Memberikan oksigen sesuai indikasi
6.      Memberikan humidifikasi tambahan misalnya : nebuliser ultrasonik


2
1.      Memantau frekuensi / irama jantung
2.      Mengauskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4
3.      Mendorong tirah baring dalam posisi semi-fowler
4.      Memberikan tindakan kenyamanan misalnya gosokan punggung dan perubahan posisi dan kativitas hiburan dalm toleransi jantung
5.      Mendorong penggunaan teknik manajemen stres misalnya bimbingan imajinasi, latihan pernapsan.
6.      Menyelidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, peningkatan CVP, perubahan tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran.
7.      Mengevaluasi keluhan lelah, dispnea, palpitasi, nyeri dada kontinu
8.      Memberikan oksigen sesuai indikasi
Berikan obat-obatan sesuai indikasi misalnya digitalis atau diuretik


3
1.      Mengauskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual atau muntah
2.      Mencatat adanya kulit yang dingin atau basah, perubahan tingkat kesadaran, nadi yang cepat, peka rangsang, nyeri kepala, sempoyongan
3.      Memantau pemasukan maknaan dan timbang berat badan setiap hari
4.      Mencatat muntah mengenai jumlah kejadian atau karakteristik lainnya
5.      Memberikan atau membantu perawatan mulut
6.      Memberikan lingkungan yang nyaman untuk makan contoh bebas dari bau tidak sedap, tidak terlalu ramai, udara yang tidak nyaman
7.      Memberikan informasi tentang menu pilihan
8.      Memberikan cairan IV
9.      Mengawasi pemeriksaan laboratorium, misalnya Hb/Ht dan elektrolit
10.  Memberikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin, propantelin bromida


4
1.      Orienteasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
2.      Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktivitas yang tidak bersifat mengancam
3.      Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit
4.      Konsultasikan dengan ahli Psikologi tentang therapy yang cocok untuk masalah klien.


1.    EVALUASI
Hari / Tanggal
No. DX
Evaluasi
Paraf

1
S :  Klien mengatakan sudah tidak sesak
O : Tanda-tanda vital dalam keadaan normal
Klien tidak terlihat memegangi dada
Klien terlihat napas tanpa bantuan otot tambahan
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan


2
S : Klien tidak mengeluh sesak
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan tidak cepat lelah
O : Klien terlihat tidak sesak
Klien terlihat mukosa dan membran lembab
Klien terlihat tidak pucat dan tonus otot baik
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan


3
S : Klien mengatakan sudah napsu makan kembali
O : Klien terlihat menghabiskan porsi makan
Klien terlihat tobus otot membaik
Klien terlihat rambut rontok berkurang
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan


4
S : Klien memahami tentang kondisi penyakit klien, proses pengobatan
O : Klien terlihat tidak apatis
Klien terlihat tidak letargi
Klien dan keluarga mampu menersukan program dari pendidikan kesehatan yang di ajarkan di rumah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan




BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berkaitan padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara(Trakea)dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan oleh suatu bagian tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah thyroxine(T4 ) dan triiodothyronine(T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing gormon-hormon tiroid.


SARAN
1.      Sering seringlah mengkonsumsi garam yang mengandung yodium dengan cukup
2.      Jaga pola diet tiap hari dengan mengkonsumsi makanan banyak serat dan banyak protein serta rendah kolesterol
3.      Segera periksakan jika merasa memiliki tanda atau gejala hipotiroid.


DAFTAR PUSTAKA

Corwin J. Elisabet.2004.patofisiologi untuk perawat.EGC,Jakarta.

NANDA. 2012-2014. EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar