Rabu, 02 Oktober 2013

GANGUAN IRAMA JANTUNG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GANGUAN IRAMA JANTUNG”, tepat pada waktunya.
            Penulisan makalah ini juga merupakan penugasan dari mata kuliah kardiovaskuler. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam pembuatan makalah ini, serta rekan-rekan lain yang membantu pembuatan makalah ini.
            Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat penulis masih tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah ini.



                                                                                                Depok,25 September 2012

                                                                                                                 Kelompok II





BAB I
PENDAHULUAN
1.    LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system kardiovaskuler yang menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia. System kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena merupakan pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh.
Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguanterutama jantung maka akan mengganggu semua system tubuh. Aritmia merupakan salah satu ganguan dari system kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama jangtung. Aritmia disebabkan karena terganggunya mekanisme pembentukan impuls dan konduksi.hal ini termasuk tergangunya system syaraf. Perubahan ditandai dengan denyut atau irama yang merupakan retensi dalam pengobatan.

2.    TUJUAN
Tujuan umum:
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari tentang aritmia dan asuhan keperawatan aritmia
Tujuan khusus:
1.    Mengetahui pengertian dari aritmia
2.    Menngetahui penyebab dari aritmia
3.    Mengetahui tanda dan gejala dari aritmia
4.    Mengetahui klasifikasi dari aritmia dan
5.    Mempelajari asuhan keperawatan

3.    RUMUSAN MASALAH
1)    Apa pengertian aritmia?
2)    Apa saja penyebab aritmia?
3)    Apa saja tanda dan gejala yang timbul pada pasien aritmia?
4)    Bagaimana proses perjalanan aritmia?
5)    Dan bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien aritmia?









BAB II
GANGGUAN IRAMA JANTUNG
A.   PENGERTIAN
            Aritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekwensi atau irama. Aritmia adalah gangguan system hantar jantung dan bukan struktur jantung. Aritmia dapat didefenisikan atau diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Aritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal implus dan mekanisme hantar yang terlibat.
            Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
            Misalnya, aritmia yang berasal dari nodus sinus ( nodus SA ) dan frekwensinya lambat dinamakan sinus bradikardi, jika aritmia berasal dari atrium dinamakan takikardi, jika berasal dari nodus AV atau sambungan dinamakan fluter dan fibrilasi dan jika berasal dari ventrikel dinamakan denyut premature.

B.   ETIOLOGI
            Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard (iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit, gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal melainkan jaringan otot ventrikel. Hal ini menimbulkan gambaran kompleks QRS yang lebar (< 0,12 detik)
            Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi beberapa faktor aritmogenik berikut ini dapat menjadi perhatian :
1.    Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
2.    Iskemia : infark miokard dan angina menjadi pencetus
3.    Stimulasi simpatis : menguatnya otot tonus karena penyebab apapun (hypertiroid, gagal jantung kongesti, latihan fisik dll) dapat menimbulkan aritmia.
4.    Obat–obatan : efek dari pemberian obat–obatan digitalis atau bahkan obat-obatan anti arimia itu sendiri
5.    Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
6.    Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi predisposisi aritmia
7.    Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel
Dua jenis komplikasi infark miokardium yang harus ditanggulangi adalah :
a.    Ketidakstabilan elektris atau aritmia
b.    Disfungsi mekanik atau kegagalan pompa jantung

C.   MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejalan yang timbul pada pasien aritmia :
1.    Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2.    Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
3.    Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
4.    Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5.    Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

Tanda – tanda aritmia ventrikel :
1.    Gambaran klinis
Pasien dengan aritmia, gejala awal yang sering ditemukan adalah :
a)    Palpitasi yaitu orang tersebut merasakan denyut jantungnya sendiri bertambah cepat atau melambat.
b)    Tanda – tanda penurunan curah jantung seperti
·         Pasien mengeluh pusing yang disertai sinkop ( pingsan )
·         Pulsasi lemah, hemodinamik menurun, akral dingin
c)    Pasien kejang dan kesadaran menurun
2.    Gambaran electrocardiogram
Ventrikel ekstrasistol karena denyur berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal. QRS tidak hanya premature tetapi melebar dengan gelombang T yang berlawananan didefleksinya dengan kompleks QRS. VES digambarkan melalui pola dan frekuensi timbulnya bisa jarang, kadang – kadang atau sering.

D.   KLASIFIKASI ARITMIA
Aritmia terbagi menjadi dua :
1.    Gangguan Pembentukan Impuls
1)    Aritmia Nodus Sinus
a)    Sinus Bradikardi
Sinus Bradikardi adalah irama sinus yang lambat denan kecepatan kurang dari 60 denyut/menit. Hal ini sering terjadi pada olahragawan dan seringkali menunjukkan jantung yang terlatih baik. Bradikardia sinus dapat juga disebabkan karena miksedema, hipotermia, vagotoni, dan tekanan intrakarnial yang meninggi. Umumya bradikardia tidak perlu di obati klau tidak menimbulkan keluhan pada pasien. Tetapi bila bradikardi > 40/menit dan menyebabkan keluhan pada pasien maka sebaikkan di obati dengan pemberian sulfas atrofin yang dapat diiberikan pada intra vena. Sampai bradikardia dapat diatasi.
b)    Sinus Takikardi
Ialah irama sinus yang lebih cepat dari 100/menit. Biasanya tidak melebihi 170/menit. Keadaan ini biasanya terjadi akibat kelainan ekstrakardial seperti infeksi, febris, hipovolemia, gangguan gastrointestinal, anemia, penyakit paru obstruktif kronik, hipertiroidisme. Dapat terjadi pada gagal jantung.
c)    Seinus Aritmia
Ialah kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat pada watu inspirasi dan menjadi lambat pada waktu ekspirasi.
d)    Henti sinus (sinus arrest)
Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul SA akan aktif kembali
2)    Aritmia Atrium
a)    Kontraksi prematur atrium  (Ekstrasistole Atrial)
Secara klinis ekstrasistol nodal hampir tidak dapat dibedakan dengan ekstrasistol ventrikular ataupun ekstrasistol atrial. Pada gambaran EKG ialah adanya irama jantung yag terdiri atas gelombang T yang berasal dari AV node di ikuti kompleks QRS, biasanya dengan kecepatan 50-60/menit. Pada trakikardia idionodal (AV junctional tachycardia atau nodal tachycardia) terdapat dua macam, yaitu : idiojunctional tachycardia dengan kecepatan denyut ventrikel 100-140/menit, dan axtrasistolik AV junctional tachycardia dengan denyut ventrikel 140-200/ menit.
b)    Paroksimal Takikardi Atriuum
Disebut juga takikardia supra vebtrikular. Merupakan sebuah takikardia yang berasal dari atrium atau AV node. Biasanya disebabkan karena adanya re-entry baik di atrium, AV node atau sinus node. Pasien yang mendapatka serangan ini merasa jantungnya berdebar cepat sekali, gelisah, keringat dingin, dan akan merasa lemah. Kadang timbul sesak nafas dan hipotensi. Pada pemeriksaan EKG akan terlihat gambaran seperti ekstrasistol atrial yag berturut-turut > 6.
Terdapat sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut- turut dan teratur.
Gelombang P sering tdk terlihat
Rate : 140 – 250x/mnt
c)    Flutter atrium
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur
Rate : 250 – 350x/mnt
d)    Fibrilasi atrium
Pada fase ini di EKG akan tampak gelombang fibrilasi (fibrillation wave) yag berupa gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat cepat dengan frekuensi 300/ menit. Pada pemeriksaan klinis akan ditemukan irama jantung yang tidak teratur dengan bunyi jantung yang intensitasnya juga tidak sama.

3)    Aritmia Ventrikel
a)    Kontraksi prematur ventrikel
Terjadi akibat peningkatan otomatisa sel ataupun ventrikel PVC bias di sebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asedosis atau peningktan sirkulkalasi katekolamin. Pada kontraksi premature ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut
Frekuensi:60-100 x/menit
Gelombang p: tidak akan muncul karena impuls berasal dari ventrikel
Gelombang QRS: biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0,10 detik
Hantaran: terkadang retrograde melalui jaringan penyambung atrium
Irama ireguler bila terjadi denyut premature
b)    Bigemini ventrikel
Biasanya terjadi disebabka oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri koroner, miokard,infark, akut dan chf. Istilah bigemini mengacu pada kondisi dimana setiap denyut jantung adalah premature. Karakter:
frekuensi: dapat terjadi pada frekuensi jantung berapapun, tetapi biasanya kuranga dari 90x/menit.
Gelombang p: dapat tersembunyi dalam kompleks QRS
Kompleks QRS: qrs lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
Hantaran: denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal namun PVC yang ulai berselang-seling pada ventrikel akan mengakibatkan hantaran retrograde ke jaringan penyambung dan atrium
Irama: ireguler
c)    Takikardi ventrikel
Ialah ekstrasistole ventrikel yang timbul berturut-turut 4 atau lebih. Ekstrasistole ventrikel dapat berkembang menjadi fibrilasi ventrikel dan menyebabkan cardiac arrest. Penyebab takikardia ventrikel ialah penyakit jantung koroner, infark miokard akut, gagal jantung. Diagnosis ditegakkan apabila takikardia dengan kecepatan antara 150-250/menit, teratur, tapi sering juga sedikit tidak teratur. Pada gambaran EKG kompleks QRS yang lebar dari 0,12 detik dan tidak ada hubungan dengan gelombang P.
d)    Fibrilasi ventrikel
Ialah irama ventrikel yang khas dan sama sekali tidak teratur. Hal ini menyebabkan ventrikel tidak dapat berkontraksi dengan cukup sehingga curah jantung menurun atau tidak ada, tekanan darah dan nadi tidak terukur, penderita tidak sadar dan bila tidak segera ditolong akan menyebabkan mati. Biasanya disebabkan oleh penyakit jantung kooner, terutama infark miokard akut. Pengobatan harus dilakukan secepatnya, yaitu dengan directed current countershock dengan dosis 400 watt second.
2.    Gangguan Penghantaran Impuls
1)    Blok :
a.    Blok SA,
Impuls yg dibentuk SA node diblok pada batas simpul SA dengan  jaringan atrium di sekitarnya, shg tdk terjadi aktivitas baik di atrium maupun ventricel
b.    Blok AV,
Blok AV terjadi jika hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA sampai berkaskis
c.    Blok intraventrikular/B.B.B
Menunjukkan adanya gangguan konduksi di cabang kanan atau kiri sistem konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang kiri. Diagnosis ditegakkan atas dasar pemeriksaan EKG dengan adanya kopleks QRS yang memanjang lebih dari 0,11 detik dan perubahan bentuk kompleks QRS serta adanya perubahan axis QRS. Bila cabang kiri terganggu di sebut left bundle branch blok mempunyai gamaran EKG berupa bentuk rsR atau R yang lebar I, aVL, V5, V6.
2)    Hantaran yang dipercepat :
a)    Syndrome Wolf Parkinson White
Ditandai dengan adanya depolarisasi ventrikel yang premature termasuk golongan ini. Syndrom Wolff Pakison white (WPW), gambaran EKG menunjukkan gambaran gelombang P normal, interval PR memendek (0,11 detik atau kurang), kompleks QRS melebar karena adanya gelombang delta. Perubahan gelombang T yang sekunder. Dan syndrom lown ganong levine (LGL), pada gelombang EKG memperlihatkan adanya gelombang P normal, interval PR memendek (0,11

E.     PATOFISIOLOGI
Seperti yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya disebabkan oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi terjadinya infark turut mempengaruhi proses terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika terjadi infark di anterior, maka stenosis biasanya barada di right coronary artery yang juga berperan dalam memperdarahi SA node sehingga impuls alami jantung mengalami gangguan.
Akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat menimbulkan gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi jantung, sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , maka jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas myokard akibat kematian sel juga dapat menstimulus pangaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsang system saraf simpatis, akibatnya akan terjadi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kebutuhan oksigen dan vasokonstriksi. Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi penyebab munculnya aritmia ventrikel, baik VES< VT maupun VF.




F.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
a)    EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung. 
b)    Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
c)    Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
d)    Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
e)    Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
f)     Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
g)    Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
h)   Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
i)     Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
j)      GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.




ASUHAN KEPERAWATAN
1.    Pengkajian
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF

Gambaran EKG : Ventrikel Ekstra Systole & Ventrikel Takikarda
Irama : sinus rhytm
Pemeriksaan Laboratorium :
- Kalium : 1,8 mmol/L

            Data yang perlu dikaji :
-       Data Subjektif
o   Kemungkinan pasien mengeluh nafas nya pendek dan batuk
o   Kemungkinan timbul keluhan pusing dan sakit kepala
o   Kemungkinan timbul keluhan lemah dan lelah
o   Kemungkinan pasien merasakan denyut jantung nya bertambah cepat
o   Kemungkinan timbul keluhan nyeri dada ringan – berat
o   Kemungkinan pasien mengeluhkan berkeringat
o   Kemungkinan pasien mengeluh cemas dan takut akan kematian
-       Data Objektif
o   Pada Pemeriksaan Fisik kemungkinan ditemukan :
§  Nadi : 150-210 x / menit dan irama : regular atau ireguler
§  RR : > 20 x / menit
§  Bunyi napas tambahan (krekels, ronki, mengi)
§  Perubahan tekanan darah : hipertensi atau hipotensi
o   Kemungkinan ditemukan kapilary refill > 3 detik
o   Kemungkinan ditemukan kulit pucat dan sianosis
o   Kemungkinan ditemukan tingkat penurunan tingkat kesadaran
o   Kemungkinan ditemukan akral dingin
o   Pemeriksaan rontgen thorax, kemungkinan ditemukan pembesaran jantung

2.    Diagnosa Keperawatan

DATA FOKUS
PROBLEM
ETIOLOGI
DS :
Data kasus :

Data dari hasil pengkajian :
-     Pasien merasakan denyut jantung nya bertambah cepat
-     Pasien mengeluh lemah dan lelah

DO :
Data Kasus :
-     Gambaran EKG aritmia
-     Kalium : 1,8 mmol/L
Data dari hasil pengkajian :
-     Nadi : 150-210 x / menit dan irama : regular atau ireguler
-     RR : > 20 x / menit
-     Bunyi napas tambahan (krekels, ronki, mengi)

Penurunan curah jantung

penurunan kontraktilitas myokard
DS :
Data kasus :
-
DO :
Data kasus :
-     Gambaran EKG aritmia
-     Kalium : 1,8 mmol/L
Data dari hasil pengkajian :
-     Akral dingin
-     Kulit pucat dan sianosis
-     Kapilary refill > 3 detik
Gangguan perfusi jaringan

Tidak efektifnya
daya pompa jantung
DS :
Data Kasus :

Data dari hasil pengkajian :
-     Pasien mengeluh cemas dan takut akan kematian
DO :
Data kasus :
Data dari hasil pengkajian :
-     Nadi : 150-210 x / menit dan irama : regular atau ireguler
-     Kulit pucat dan sianosis
Ansietas
Takut ancaman kematian

3.    Intervensi
Dx
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI KEPERAWATAN
1
Dx :
Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas miokard
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan :
-     Tanda-tanda vital :
Nadi : 80 – 100x/menit
RR : 16 – 24 x/ menit
TD :120/80 x/menit
-     Gambaran EKG normal
-     Kalium : 3,5 - 5 mmol/L

MANDIRI
-   Ukur tanda-tanda vital TD, Nadi, RR tiap jam atau sesuai indikasi.
Rasional : dapat memonitor setiap perubahan hemodinamik secara cepat.
-  Palpasi nadi dan kaji kelainan yang timbul
Rasional : mengetahui kelainan pulsasi dan kelainan irama yang timbul
-  Auskultasi bunyi jantung, dan kaji irama jantung
Rasional : mengetahui kelainan bunyi jantung
-  Beri oksigen sesuai kebutuhan dan kolaborasi
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan oksigen
KOLABORASI
-  Pantau pemeriksaan laboratorium (elektrolit)
Rasional : untuk memantau elektrolit
-  Kolaborasi untuk pemberian obat antiaritmia
Rasional : untuk menghentikan aritmia
-  Tindakan bedah sesuai indikasi
Rasional : untuk memperbaiki aliran darah koroner
2
Dx :
Gangguan perfusi jaringan b.d tidak efektifnya daya pompa jantung.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan :
-     Gambaran EKG normal
-     Kalium : 3,5 - 5 mmol/L
-      
MANDIRI
-   Monitor perubahan EKG
Rasional : mengetahui perubahan irama jantung secara continue
-   Monitor tanda-tanda vital
Rasional : untuk memonitor gangguan hemodinamik dan pernapasan secara cepat
-   Kaji bunyi jantung S3 dan S4
Rasional : untuk mengatahui timbulnya bunyi jantung yang abnormal
-   Berikan posisi semifowler
Rasional : untuk mengurangi penekanan diafragma dan melancarkan jalan napas
-   Batasi penunjung
-   Rasional : untuk mengurangi beban jantung
KOLBORASI
-   Pemeberian obat antiaritmia dan pemeberian diet
-   Rasional : untuk menghentikan aritmia dan mengatur kebutuhan kalori.
3
Dx :
Ansietas b.d takut ancaman kematian.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan :
-     Gambaran EKG normal
-     Kalium : 3,5 - 5 mmol/L
MANDIRI
-   Kaji rasa takut klien
Rasional : untuk mengathui penyebab kecemasan/ketakutan
-   Kaji koping pasien dan mengidentifikasi dan mengatasi masalah
Rasional : untuk mengatahui apakah pasien menggunakan koping positif dalam mengatasi masalah
-   Bantu pasien dalam mengungapkan kecemasan
Rasional : untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien
-   Beri informasi tentang produce tindakan, pegobatan dan lain-lain yang mencemaskan pasien
Rasional : untuk mengetahui kecemasan pasien dengan mengathui prosedur pengobatan dll






BAB III
PENUTUP

System kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena merupakan pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh. Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguanterutama jantung maka akan mengganggu semua system tubuh.
Aritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekwensi atau irama. Aritmia adalah gangguan system hantar jantung dan bukan struktur jantung. Aritmia dapat didefenisikan atau diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Aritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal implus dan mekanisme hantar yang terlibat

1 komentar: