Kamis, 03 Oktober 2013

PENYAKIT TBC (TUBERCULOSIS)

SITEM PERNAPASAN DENGAN PENYAKIT TBC (TUBERCULOSIS)
A.    Anatomi system pernapasan
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/respiratory_anatomy.jpg?w=300&h=293
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai sisa metabolisme.
Sistem pernafasan terdiri daripada lubang hidung, rongga hidung, faring, laring,  trakea , peparu , tulang rusuk , otot interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma . Lubang hidung sampai bronchiolus disebut pars konduktoria karena fungsinya sebagai saluran udara respirasi.
a.        Hidung
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/anatomi-hidung-01-bmp.jpg?w=265&h=209
Hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang berfungsi sebagai penyaring, penghangat, dan pengatur kelembaban udara yang akan masuk keparu-paru.
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/sistem-pernafasan.gif?w=300&h=255·
b.      Faring
Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan.
c.       Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea) disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi.
d.      Trakea (Batang Tenggorok)
Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan
e.       Bronkhus
Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkhus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit
f.       Bronkheolus
Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan
membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/alveoli.jpg?w=300&h=201
g.      Alveolus
Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.
h.      Paru-paru
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/paru.jpeg?w=300&h=278
Berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru kanan (pulmo dexter) memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinister) memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru ini terdapat alveolus yang berjumlah ± 300 juta buah. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2 dan berisi cairan pleura. Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.













DEFINISI TUBERCOLOSIS (TBC)
Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Kuman Tuberkulosis :
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu taha terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
ETIOLOGI
Penyebab  tuberkulosis  adalah  kuman Mycobacterium  tuberculosa,  yang  berbentuk  batang dan  mempunyai  sifat  khusus  yaitu  tahan  terhadap  asam  pada  pewarnaan.  Oleh  karena  itu  disebut pula  sebagai  Basil  Tahan  Asam  (BTA).  Selain  itu  TBC  juga  di  sebabkan  oleh  Micobacterium  bovis (sangat  jarang  disebabkan  oleh  Micobacterium  avium).  Kuman  TBC  cepat  mati  dengan  sinar matahari  langsung,  tetapi  dapat  bertahan  hidup  beberapa  jam  di  tempat  gelap  dan  lembab.  Oleh karena  itu  dalam  jaringan  tubuh  kuman  ini  dapat  dorman  (tidur), tertidur  lama  selama  beberapa tahun.  Pada  sifat  dormant  ini kuman tuberkulosis suatu  saat dimana  keadaan kemungkinkan  untuk dia berkembang, kuman ini dapat bangkit kembali. 






PATOFISIOLOGI
CVVVV.jpg
TANDA DAN GEJALA
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih.
Gejala Lain Yang Sering Dijumpai :
Dahak bercampur darah.
Batuk darah.
Sesak napas dan rasa nyeri dada.
Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan  bakteriologi
untuk  menemukan  kuman  tuberkulosis  mempunyai  arti  yang sangat penting dalam menegakkan diagnosa.
Bahan - Bahan atau spesimen untuk pemeriksaan bacteriologi
Untuk  mendapatkan  hasil  yang  diharapkan  perlu  diperhatikan  waktu  pengambilan,  tempat penampungan,  waktu  penyimpanan  dan  cara  pengiriman  bahan  pemeriksaan.
Pada pemeriksaan laboratorium tuberkulosis ada beberapa macam bahan pemeriksaan yaitu:

1.Dahak
    Memeriksa dahak  secara  mikroskopis pada  3 spesimen  yang di  kenal dengan  istilah SPS
         (sewaktu-pagi-sewaktu)
         Dahak  yang  baik  untuk  di  periksa  adalah  dahak  yang  mukopurulen  (  nanah  berwarna  
         hijau  kekuning-  kuningan)  bukan  ingus  juga  bukan  ludah,  jumlahnya  3-5ml  tiap
         pengambilan.

         Pada  orang  dewasa  harus  diperiksa  3  spesimen  dahak  dalam  waktu  2  hari  berturut-
         turut.
                -sewaktu  :  Dahak  di  kumpulkan  pada  saat  suspek  TBC  datang  berkunjung
                                  pertama  kali datang   pelayanan kesehatan. Pada saat pulang suspek
                                  membawa sebuah pot untuk mengumpulkan dahak hari kedua.
                - pagi       : Dahak  di kumpulkan di  rumah  pada  pagi  hari  kedua,  segera  setelah
                                  bagun  tidur.
                                  Pot tersebut diantar sendiri ke laboratorium pelayanan kesehatan.
                - Sewaktu : Dahak  di  kumpulkan  pada  hari  pada  saat  menyerahkan  dahak  pagi
                                  kepada pihak pelayanan kesehatan

2.cairan pleura
         Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien efusi pleura untuk menegakkan diagnosis
3.liquor cerebrospinal
4.bilasan bronkus,
5.bilasan lambung
          Air  kuras  lambung, Umumnya  anak-anak  atau  penderita yang tidak dapat mengeluarkan
          dahak.  Tujuan  dari  kuras  lambung  untuk  mendapatkan  dahak  yang  tertelan.
          Dilakukan  pagi hari sebelum makan dan harus cepat dikerjakan
6.urin
          Air  Kemih,  Urin  pagi  hari,  pertama  kali  keluar,  merupakan  urin  pancaran  tengah.
          Sebaiknya urin kateter.
7.jaringan biopsi.
           Pemeriksaan  ini  dilakukan  untuk membantu  menegakkan diagnosis  tuberkulosis.  Bahan  jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi
8.kurasan bronkoalveolar,

Pemeriksaan bakteriologi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan mikroskopis dan biakan
a.Pemeriksaan Mikroskopis


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRvQpTDra7PBsn7tyrhmR8Pdc-LTYWAFh9ZhguuSGL_5-u8cekXYRfwnrBIykKnWFC9wn8WfmD5W6l1Z0rjbe6fRw_eWelrg49boKjMYtdwHSq-FRyjFjj5eEB-pNBdDYEBjRTju9BOqQ/s200/Mycobacterium-tuberculosis_pic.jpg


Pemeriksaan  ini  adalah  pemeriksaan  hapusan  dahak  mikroskopis  langsung  yang merupakan metode diagnosis standar dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Pemeriksaan ini untuk
mengidentifikasi  BTA  yang  memegang  peranan  utama  dalam  diagnosis  TB  Paru. Selain  tidak  memerlukan  biaya  mahal,  cepat,  mudah  dilakukan,  akurat,  pemeriksaan mikroskopis  merupakan teknologi diagnostik  yang paling sesuai  karena mengindikasikan derajat penularan, risiko kematian serta prioritas pengobatan.

   Pemeriksaan  dahak  dilakukan  selama  3  x  yaitu  2  bulan  setelah  pengobatan,  5  bulan
   setelah pengobatan dan  6 bulan setelah pengobatan. Pemeriksaan BTA  dahak  penderita  dilakukan oleh petugas laboratorium Puskesmas.

b.Pemeriksaan biakan kuman
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5QxH9pmmaiLlqRfstDEtW11_U3vKz5Ab0He2T9_1F93251eBcSgjMd_OFBfTlGDM5nq2lGVG64YvfJFzu8jrkQ2UI2AqQ3vQ5jaWkMqhWi4430mlFN_yvvwu9tesbQVUsvJI7CMrvKWc/s1600/bi.png


Kultur (biakan), Media yang biasa dipakai adalah media padat Lowenstein Jesen. Dapat  pula  Middlebrook  JH11,  juga  sutu  media  padat.  Untuk  perbenihan  kaldu  dapat dipakai Middlebrook JH9 dan JH 12. Melakukan  pemeriksaan  biakan  dimaksudkan  untuk  mendapatkan  diagnosis  pasti  dan dapat  mendeteksi  mikobakterium  tuberkulosis  dan  juga
Mycobacterium Other  Than Tuberculosis (MOTT)

c.Uji  kepekaan  kuman  terhadap  obat-obatan  anti  tuberkulosis, tujuan  dari  pemeriksaan  
 ini, mencari obat-obatan yang poten  untuk terapi penyakit tuberkulosis.


2.  Pemeriksaan darah]
Hasil  pemeriksaan  darah  rutin  kurang  menunjukan  indikator  yang  spesifik  untuk tubercolosis. Laju  Endap  Darah (  LED  )  jam  pertama  dan  jam kedua  dibutuhkan. Data ini dapat  di  pakai  sebagai  indikator  tingkat  kestabilan  keadaan  nilai  keseimbangan penderita,  sehingga  dapat  digunakan  untuk  salah  satu  respon  terhadap  pengobatan penderita  serta  kemungkinan  sebagai  predeteksi  tingkat  penyembuhan  penderita.
Demikian  pula  kadar  limfosit  dapat  menggambarkan  daya  tahan  tubuh  penderita.  LED
sering  meningkat  pada  proses  aktif,  tetapi  LED  yang  normal  juga  tidak  menyingkirkan
diagnosa TBC


  3.uji tuberculin
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqLJVlVx5GxMyDjtz-6OYXyq_mHVtuMzgkfU5mL5Xhz3Ur9HCQ4z5t7qn-TIXtpw_cgI3dvn3d4czY4E2zd-nWFk2-jpy7mg_WVJHWiYjaymnxjnTAKSNaxsnm54AmyY4ZghTxKbzrVUo/s200/clip-image002-thumb71.jpg
 Pada  anak,  uji  tuberkulin  merupakan  pemeriksaan  paling  bermanfaat  untuk menunjukkan  sedang/pernah  terinfeksi Mikobakterium  tuberkulosa dan  sering digunakan dalam "Screening  TBC". Efektifitas  dalam  menemukan infeksi TBC  dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%.

Penderita  anak  umur  kurang  dari  1  tahun  yang  menderita  TBC  aktif  uji  tuberkulin positif  100%,  umur  1–2  tahun  92%,  2–4  tahun  78%,  4–6  tahun  75%,  dan  umur  6–12 tahun 51%.  Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulin semakin kurang spesifik.

Ada beberapa cara  melakukan  uji tuberkulin, namun  sampai sekarang cara mantoux lebih  sering  digunakan.  Lokasi  penyuntikan  uji mantoux umumnya  pada  ½  bagian  atas lengan  bawah  kiri  bagian  depan,  disuntikkan intrakutan(ke  dalam  kulit).
Penilaian  uji tuberkulin  dilakukan  48–72  jam  setelah  penyuntikan  dan  diukur  diameter  dari
pembengkakan (indurasi) yang terjadi
 Uji  tuberkulin  hanya  berguna  untuk  menentukan  adanya  infeksi  TB,  sedangkan
penentuan  sakit  TB  perlu ditinjau dari  klinisnya  dan ditunjang  foto  torak.  Pasien  dengan hasil  uji  tuberkulin  positif  belum  tentu  menderita  TB.  Adapun  jika  hasil  uji  tuberkulin negatif,  maka  ada  tiga  kemungkinan,  yaitu  tidak  ada  infeksi  TB,  pasien  sedang mengalami masa inkubasi infeksi TB, atau terjadi alergi.
Penilaian hasil uji tuberculin test :

 1. Pembengkakan (Indurasi)   : 0–4 mm,uji mantoux negative Arti klinis : tidak ada infeksi Mikobakterium tuberkulosa
 2. Pembengkakan (Indurasi)  : 3–9 mm,uji mantoux meragukan.
       Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi atau silang dengan Mikobakterium atipik setelah vaksinasi BCG.

 3. Pembengkakan (Indurasi)   : = 10 mm,uji mantoux positif.
 Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa

4.  Pemeriksaan radiologis

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKSLqRCm0r7ud-TvxNv4HcrQRWgfXSM8Yt9v4RMbCJHqq6SnrYD3_qVMv8dbXvma6y1nxS3MvBPDTO0vpovnvp63pj5Mw8WMHSfYM7Lxo513blXVvpnjD2FPJfdU6cibWyeRliR-BCyOA/s1600/bi.png
Pemeriksaan  standar  ialah  foto  toraks.  Pemeriksaan  lain  atas  indikasi:  fotolateral,  top lordotik,  oblik,  CT  Scan.  Pada  pemeriksaan  foto  toraks,  tuberkulosis  dapat  memberi gambaran bermacam-macam bentuk.

Gambaran radiologi yang di curigai lesi TBC aktif
         -  Bayangan berawan atau nodular di segmen apical  dan posterior lobus atas paru dan            
            segmen superior lobus bawah
         -  Kapitas, terutama lebih dari satu di kelilingi bayangan berawan atau noduler
         -  Bayangan bercak miler
         -  Efusi pleura unilateral

Gambaran radiologi yang di curigai lesi TB inaktif
         -  Fibrotik pada segmen apikal dan posterior lobus atas
         -  Kalsifikasi atau fibrotik
         -  Fibrothorak dan atau penebalan pleura

Indikasi Pemeriksaan Foto Toraks
         Pada  sebagian  besar  TB  paru,  diagnosis  terutama  ditegakkan  dengan  pemeriksaan
         dahak  secara mikroskopis  dan  tidak  memerlukan  foto  toraks.  Namun  pada  kondisi
         tertentu  pemeriksaan  foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi sebagai berikut:

                -  Hanya 1  dari  3 spesimen  dahak  SPS hasilnya BTA positif.  Pada  kasus ini
                    pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru BTA
                    positif.
                -  Ketiga  spesimen  dahak  hasilnya  tetap  negatif  setelah  3  spesimen  dahak  SPS  
                   pada pemeriksaan  sebelumnya  hasilnya  BTA  negatif  dan  tidak  ada  perbaikan 
                   setelah pemberian antibiotika non OAT(non fluoroquinolon
                -  Pasien  tersebut  diduga  mengalami  komplikasi  sesak  nafas  berat  yang 
                   memerlukan penanganan  khusus  (seperti:  pneumotorak,  pleuritis  eksudativa,  efusi
                   perikarditis atau  efusi  pleural)  dan  pasien  yang  mengalami  hemoptisis  berat
                  (untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma

Manifestasi klinis

§  Diagnosa tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan bakteriologi , radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya
§  Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratori atau gejala gejala yang erat hubungannya dengan organ pernapasan ( sedang gejala lokal lain sesuai akan sesuai dengan organ yang terlibat )
§  Gejala respiratori ialah batuk lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah. Bisa juga nyeri dada dan sesak napas. Selanjutnya ada gejala yang disebut sebagai Gejala sistemis antara lain Demam , badan lemah yang disebut sebagai malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun menjadi semakin kurus. Gejala respiratori sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi, sehingga pada kondisi yang gejalanya tidak jelas sehingga terkadang pasien baru mengetahui dirinya terdiagnosis Tuberkulosis saat medical check up

PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan pengobatan tuberculosis paru adalah menyembuhkan penderita dan mencegah kekambuhan, mencegah kematian dan menurunkan tingkat penularan (Depkes RI, 2002).
Jenis obat
Aktivitas obat terdapat dua macam sifat atau aktivitas obat yaitu bakterisid seperti Isoniazid (H), Rifampisin (R), Piraniazid (Z), Streptomisin (S) dan bakteriostatik seperti etambutol.
Dosis obat
Isoniazid (H): Dikenal dengan INH, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan, obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB

Rifampisin (R): Membunuh kuman yang tidak bisa dibunuh oleh INH. Dosis 10 mg/kgBB diberikan sama untuk pengobatan harian atau intermiten 3 kali seminggu. 

Pirazinamid (Z): Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam, dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kgBB, untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35 mg/kgBB.

Streptomisin (S): Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kgBB, untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama.

Etambutol (E): Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis 30 mg/kgBB.


Prinsip Pengobatan: Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis dalam jumlah yang cukup dosis tetap selama 6 sampai 8 bulan, supaya semua kuman (termasuk kuman persistem) dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal. Apabila paduan obat tidak adekuat (jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan) kuman TBC akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). Untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat, perlu dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT = direcly observer treatment) oleh seorang pengawas menelan obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar